Sabtu, 14 November 2009

ekonomi regional

Tabel 1. Pertumbuhan PDRB 1997-1998 DATI II Kal-Sel
Kabupaten/Kodya Pertumbuhan PDRB
Tanah Laut -13,8
Kotabaru +7,2
Banjar -4,6
Batola -9,1
Tapin -1,9
HSS -4,7
HST -18,1
HSU -6,5
Tabalong +28,9
Banjarmasin -12,5
Kal-Sel -5,9
Sumber: BPS Kal-Sel, 1998

• Tabalong dan Kotabaru tidak mengalami resesi ekonomi pada tahun 1997-1998, tetapi mengalami boom/ekonomi tumbuh 28,9% untuk Tabalong karena produksi batubara meningkat tajam, sedangkan kotabaru tumbuh 7,2% karena peningkatan produksi sawit dan harga perikanan laut ekspor .

Tabel 2. Perbandingan Pertumbuhan Kotabaru VS Tabalong, 1998
Sektor Kotabaru Tabalong Prop.Kal-Sel
Pertanian 23,5 -8,0 -2,7
Pertambangan 28,0 88,6 20,7
Industri pengolahan -11,5 0,8 -6,3
Listrik,gas,air bersih -27,0 -8,7 4,6
Bangunan -51,7 -12,9 -31,9
Perdgan,hotel,restoran 21,5 -0,4 -16,5
Pengangkutan dn komonikasi -2,8 8,1 -2,0
Keuangan 53,3 3,1 -30,6
Jasa-jasa 30,3 4,1 -0,7
PDRB (Product Domestic Regional Brutto) 7,2 28,9 -5,9
Sumber: BPS Kal-Sel, 1998

• Jadi produksi batubara di Tabalong dapat menahan anjloknya PDRB Kal-Sel, di Kotabaru berperan sektor pertanian perkebunan (kelapa sawit) yg naik luar biasa (126%) dan sektor lainnya yaitu perdagangan,hotel,restoran, 21,5%.
• Di Tabalong, pertumbuhan negatif pada sektor bangunan, listrik, air bersih, pertanian, sedangkan sektor keuangan di setiap daerah turun, namun di Tabalong tumbuh positif 3,1%.
• Dengan kata lain, 2 daerah tersebut di Kal-Sel tidak pernah mengalami resesi ekonomi atau mengalami krisis ekonomi “krismon”.

III. MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL
Faktor-faktor yang menentukan ekonomi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Model pertumbuhan ekonomi.
1. Model basis ekspor
Oleh: Douglas C.North (1956); pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang dimiliki oleh daerah ybs. Karena dianggap jika ekspor meningkat akan memberikan dampak berganda (multiplier effect) kepada perekonomian daerah.
Y = C + MI – MO
Y = pendapatan Regional (PDRB)
C = Konsumsi
MI = Arus uang masuk karena adanya ekspor
MO = Arus uang keluar karena adanya impor.

Maka pertumbuhan ekonomi suatu wilayah berhubungan positif dengan peningkatan ekspor dari wilayah ybs.
Hal ini dapat dihitung dgn. Formulasi Shift-share analysis
oleh John P. Blair (1991):

∆ yi = (yi (Yt/Yo – 1) + (yi (Yit/Yio) – (Yt/Yo) + (yi (yit/yio) – (Yit/Yio)
Dimana;
∆ yi = ∆ nilai tambah sektor i
yio = nilai tambah sektor i ditingkat daerah pada tahun awal periode
yit = nilai tambah sektor i ditingkat daerah pada akhir periode
Yio = nilai tambah sektor i ditingkat nasional pada tahun awal periode
Yit = nilai tambah sektor i ditingkat nasional pada akhir periode.

Model interregional income oleh Harry W. Richaradson (1978), mengikuti logika keynes model:
Yi = Ci + Ii + Gi + (Xi – M)
Y = Pendapatan regional
C = konsumsi
I = Investasi
G = pengeluaran pemerintah
X dan M = ekspor dan impor.

Syarat perekonomian adalah kesamaan nilai (S+M) dengan (I+X). Saving tidak lagi harus sama dengan investasi.
S = So + Sy
M = Mo + mY, dimana

So = besarnya saving pada tk y = o
S = MPSave
M = Mpimpor
Maka:
So + Sy + Mo + My = I + X
Sy + my = I + X – So – Mo
(s+m) Y = I + X – So – Mo/S + M

Aplikasi:

Sebuah perekonomian dengan data sbb:
Fs. Saving S = -40 + 0,3Y
Fs impor M = 20 + 0,2 Y
I/pengeluaran investasi = 280
X/ekspor = 100

Maka:
a. Y = I + X –So-Mo/S+M
b. Saving equilibrium = S = -40+0,3 (800) = 200
c. Impor equilibrium = M= 20+0,2Y
= 20+0,2 (800) = 180
d. Konsumsi equilibrium
Y = C + I + X – M
800 = C + 280 + 100 – 180
C = 800 – 200 = 600
e. Neraca equilibrium
X = 100, M = 180

Berarti bahwa neraca perdagangan berada dalam keadaan pasif dengan impor netto sebesar M-X = 180-100 = 80.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar