Sabtu, 12 Desember 2009

EKONOMI INTERNASIONAL

 Teori → Diambil dari buku acuan/studi pustaka (Hand-Out, Miltiades C., lainnya di Prodi SEP, Ekspor-Impor (Mahreda,E.M), ), diktat kuliah Ekonomi Internasional Jilid 1 dan 2 (Emmy Sri Mahreda)
 Analisis, cara, sistem, program
 Aplikasi→ Praktik di lapangan/langsung
Keuntungan perdagangan luar negeri: Adanya pemanfaatan kekuatan-kekuatan produktif dunia secara lebih efisien.
1. What are the gain from trade? Manfaat/benefit Negara
2. What is the structure of trade? Pola perdagangan akan berhubungan dengan exspor impor dan peraturan pemerintah.
3. What are the terms of trade (TOT)? pada tingkat harga berapa perdagangan terjadi.

Berhubungan dengan ekspor impor hasil-hasil perikanan
 Faktor-faktornya apa saja yang mempengaruhi, jenis ikannya apa saja, berapa volume dan nilainya, kemana saja mengekspor, forecasting/meramal kejadian ekspor perikanan masa yad.
 Berhubungan erat dengan kebijakan pemerintah
(government policy) tentang Exim (ekspor impor)
• Berhubungan erat juga dengan politik dan kerjasama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi:
1. Nilai tukar (exchange rate)
2. Harga-harga, yaitu harga ikan domestik, harga ikan ekspor, harga ikan dinegara pengekspor lainnya, harga komoditi lainnya selain ikan, dan harga ikan dinegara pengimpor.
3. Produksi, produksi domestik/dalam negeri, produksi Negara pengekspor lainnya, produksi Negara pengimpor.
4. Pendapatan per kapita Negara pengimpor (dapat beberapa Negara)
5. Kenaikan bahan bakar minyak (BBM)/harga BBM
6. Konsumsi ikan negara-negara pengimpor (jika negara pengimpor sekaligus berperan sebagai negara pengekspor juga, maka C = produksi + impor – ekspor) → C = Q + I – X
7. Selera (taste/preference) → sebagai dummy variable.
Notes:
 Perdagangan luar negeri (foreign trade) akan mengembangkan kemungkinan konsumsi suatu negara lebih besar daripada produksi barang yang tersedia pasa swasembada.
 Suatu bangsa lebih banyak mengkonsumsi dibanding produksi sendiri.
Jadi keuntungan perdagangan berdasarkan prinsip teori adalah suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatan riilnya melalui spesialisasi produksi komoditi dimana negara ybs. Mempunyai produktivitas tinggi. Perlu diingat bahwa kondisi produksi suatu negara berbeda-beda. Jadi, perdagangan internasional akan saling menguntungkan walaupun salah satunya mampu memproduksi semua jenis komoditi lebih murah dibandingkan negara lain.

Neraca Perdagangan
Pendekatan Analisis Pendapatan Nasional
Para pemikir ekonomi menemukan bahwa ada hubungan timbal balik antara nilai-nilai pos tertentu neraca pembayaran luar negeri suatu negara dengan tingkat Y (pendapatan) nasional. Hubungan ini dapat diterangkan dengan menggunakan pendekatan analisis Y (pendapatan) nasional.
1. Pendekatan angka pengganda luar negeri atau Foreign Trade multiplier Approach → Pasar Komoditi = sektor nyata/real sector, sektor pengeluaran/expenditure sector.
a) Model pengganda tanpa pantulan
b) Model pengganda dengan pantulan → memperhatikan kemungkinan timbulnya pantulan terhadap perubahan nilai ekspor dan impor, yang dipantulkan oleh perekonomian yang mempunyai hubungan dagang dengan perekonomian kita.
2. Pendekatan Is-LM (pasar barang dan pasar uang)
Pendekatan ini memperhatikan sektor nyata, juga moneter/uang.

Asumsi khusus yang dipakai:
Untuk perekonomian terbuka kesamaan antara Y nasional, output nasional dan pengeluaran total nasional tidak berlaku lagi. Kesamaan masih tetap berlaku selama ∑ Y modal yang dibayar oleh penduduk negara tersebut kepada investor asing = ∑ Y yang diterima oleh penduduk negara tersebut yang berasal dari penanaman modalnya di Luar Negeri.

Y Nasional Equilibrium Dalam Perekonomian Terbuka
(a). Y = C + I + X – M (1)
(b). Y = C + S (2)
dimana; X = nilai ekspor
M = nilai impor
Maka; C + S = C + I + X – M (3)
S + M + I + X (4)
C = komsumsi
I = investasi
S = saving
Persamaan (4) artinya bahwa syarat equilibrium perekonomian ialah kesamaan nilai (S+M) dengan ( I+X) : saving tidak lagi harus sama dengan investasi. Demikian juga nilai ekspor tidak perlu = impor.
Perekonomian dengan neraca perdagangan +, dimana X > M akan mencapai equilibrium pada I < S, demikian sebaliknya.
Dalam hal ini, pengeluaran investasi ekspor sebagai variabel eksoigen, sedang S dan M variabel endogen. Sebagai berikut::
S = So + sY (5)
M = Mo + mY (6) dimana,
So = besarnya saving pada tingkat Y = 0, disebut intersep fs S atau intersep saving.
S = ∆S/∆Y = Marginal propensity to save
Mo = Besarnya impor pada tingkat Y = 0, disebut juga intersep fs. impor atau intersep impor
M= ∆M/∆Y = Marginal provensity toimpor.
Persamaan (5) (6) dan (4) ditemukan :
So + sY + Mo + My = I + X
sY + mY = I + X = So – Mo
(s+m)Y = I + X – So – Mo
Y = I + X = So – Mo…..(7)
S + M
Apilkasi (contoh soal):
Sebuah perekonomian dengan data sebagai berikut :
Fs. Saving : S = -40 + 0.3 Y
Fs. Impor : M = 20 + 0.2 Y
Pengeluaran Investasi I = 280
Ekspor X = 100
Maka :
a. Pendapatan Nasional Equlibrium

b. Saving Equilibrium → S = -40 + 0,3 Y
= -40 + 0,3 (800)
= 200

c. Impor Equilibrium
M = 20 + 0,2 Y
= 20 + 0,2 (800) = 180
d. Konsumsi Equilibrium
Y = C + I + X – M
800 = C + 280 + 100 – 180
C = 800 – 200 = 600
e. Neraca Perdagangan Equilibrium
X = 100. M = 180
Ini berarti bahwa neraca perdagangan berada dalam keadaan pasif dengan impor netto sebesar : M – X = 180 – 100 = 80

Angka-angka Pengganda
Jika nilai ekspor X berubah dengan ∆X → (X+∆X) menyebabkan Y nasional berubah dari Y dengan ∆Y menjadi (Y+∆Y), secara matematika sebagai berikut :
Y + ∆Y
Y + ∆Y
∆Y = Y – Y + ∆X/S+M
∆Y = ∆X/S+M.
Jadi dapat berupa analisis ekspor ikan di Indonesia atau di KalSel (dapat dipilih jenis ikan), atau analisis impor ikan Indonesia/Kalsel (karena selama ini Indonesia sudah melaksanakan impor ikan contohnya ikan salmon).
Dapat juga judul penelitian tentang forecasting/peramalan ekspor hasil perikanan Kal-Sel selama beberapa tahun yad. (menggunakan analisis trend).
Faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya volume ekspor udang KalSel/Indonesia
Faktor-faktor penyebab berkurangnya jumlah jenis ikan yang diekspor dari tahun ke tahun jumlah jenis ikan yang diekspor (tahun 1990-2008) di Kal-Sel
Analisis .....dll

* Devaluasi *
1. Jika dirasakan mata uang domestic dinilai terlalu tinggi yaitu yang biasa disebut bahwa mata uang domestik terdapat over valued, maka ini berarti bahwa kurs valuta asing ditetapkan terlalu rendah, maka biasanya pemerintah meningkatkan tingginya kurs valuta asing.
Tindakan pemerintah yang berupa meningkatkan kurs valuta asing dinyatakan dalam mata uang dari negara tersebut dapat disebut sebagai kebijaksanaan devaluasi.

2. Jika dirasakan mata uang domestik dinilai terlalu rendah, dinyatakan dalam valuta asing, maka ini mempunyai makna bahwa kurs valuta asing sudah terlalu tinggi. Maka pemerintah melaksanakan revaluasi yaitu menurunkan kurs valuta asing, atau dengan kata lain menaikkan nilai mata uang Indonesia.
3. Udang Indonesia → permintaannya in-elastis karena Indonesia adalah negara pengekspor udang terbesar kedua sesudah Cina, dan dapat secara kuntinyu memenuhi demand luar negeri.
Hasil penelitian :
Indonesia ebagai negara pengekspor udang dunia potensial, tapi tidak dapat menentukan P dunia.
Devaluasi = ∆ nilai tukar mata uang suatu negara tehadap mata uang negara lain, memberikan dampak terhadap ekspor dan impor suatu negara.
# Dilihat dari sisi ekspor:
Jika nilai tukar mata uang negara pengekspor terhadap negara lain mengalami penurunan (devaluasi), maka dapat menyebabkan harga barang di negara pengimpor menjadi lebih rendah. Hal ini akan mendorong penaikan volume impor negara lain tersebut.

# Dilihat dari sisi impor
jika nilai tukar mata uang negara pengimpor mengalami devaluasi, akibtanya harga barang impor di dalam negeri menjadi lebih mahal sehingga menurunkan jumlah impor komoditi negara tersebut.
Nilai impor (inflow) → debet –
Nilai ekspor (outflow) → kredit + Barang keluar, uang masuk
# Valuta asing =
- importir
- investor
- Perusahaan-perusahaan asing
- Rt keluarga (anak di LN)
- Debitur
- Wisatawan
- Spekulan
- Biaya pemerintah untuk perwakilan di LN

Intervensi Pemerintah
Pemerintah berkeputusan untuk campur tangan dalam mempengaruhi harga dengan tujuan:
1. Untuk menaikkan Y (pendapatan) petani
2. Untuk stabilisasi P (harga) dan Y petani
3. Melindungi konsumen dari P tinggi
4. Untuk menekan inflasi
5. Untuk mencapai swasembada.
(menaikkan produksi untuk mencapai swasembada dll)
Pada prinsipnya intervensi bisa menaikkan atau menurunkan P
Yang menaikkan P :
- Memberlakukan Pfloor (P dasar) biasanya pada beras
- Kredit pemasaran
- Pembelian pemerintah
- Memberlakukan tarif barang impor/pembatasan impor
- Pajak tambahan
- Qouta impor/batas impor
- Pembatasan produksi
- Subsidi ekspor
- Pemberian subsidi dengan pembayaran langsung dari pemerintah
Yang menurunkan P :
- Pceiling (P teratas)/pada beras
- Pengendoran pengawasan impor
- Mengeluarkan stock dari pemerintah
- Melarang ekspor
Tetapi semuanya belum tentu dijalankan di Indonesia
Indonesia menjalankan:
- Subsidi input/pupuk dll
- Subsidi BBM
- Price support
- Buffer stock (beli dan jual beras)
- Pembentukan tarif
- Qouta dan pengendoran pengawasan

A. FLOOR PRICE
Jika P pasar terlalu rendah, sehingga perlu Pf yang diatas P pasar.

Supaya efektif apa yang harus dijalankan pemerintah (Asal pemerintah mau beli dengan Pe pasti efektif)
Apakah sudah menjamin?
Asumsi pemerintah beli pada petani
1. Ya, jika P dan Pf → pemerintah beli sebesar Q1 → Q2
2. Tetapi untuk beli saja, dapat diekspor.
Jika Pw sebesar Pf, Pw turun
Kemungkinan lain
3. Disimpan oleh petani
4. Dibuang ke laut, dibakar untuk mempertahankan Pf

B. CEILING PRICE
Konsekwensinya : Pemerintah harus menjual sebanyak Q1 dan Q2 jika tidak memungkinkan impor sebanyak Q1Q2




Praktik Lapang M.A. Ekonomi Internasional

Sampel masyarakat diambil sebanyak 5 orang/sampel per dua orang mahasiswa.

1. Identifikasi jenis ikan rawa yang terbanyak di produksi
a.
b.
c.

2. Identifikasi jenis ikan rawa apa saja yang dapat diolah oleh masyarakat (kering, dan lainnya) dengan kualitas yang baik atau yang layak ekspor .
a.
b.
c.

3. Tanyakan kepada masyarakat bagaimana caranya agar jenis ikan olahan (kering misalnya) yang rasanya enak, tidak asin, sehingga layak ekspor dapat dikerjakan oleh masyarakat/rumah tangga.






4. Adakah keinginan masyarakat masyarakat untuk melaksanakannya, jika harga jual ke luar negeri tinggi. Jika ada bagaimana caranya? .Jika tidak ada bagaimana menyampaikan ke masyarakat agar masyarakat berminat?.




5. Berikan pendapat anda dan solusi dari anda sehubungan dengan keadaan/ kondisi hasil wawancara dengan masyarakat setempat, sebagai prospek ekspor terhadap ikan rawa di danau Bangkau, HSS Kal- Sel.





Praktik Lapang M.K. Pembiayaan Perikanan

Sampel diambil sebanyak 5 orang bagi 2 orang mahasiswa (kelompok), dengan jenis ikan yang berbeda tiap kelompok dari 7 orang mahasiswa.
3 kelompok: Kelompok 1 (ikan Patin) = 2 orang
Kelompok 2 (ikan Nila) = 2 orang
Kelompok 3 (ikan Mas) = 3 orang
Pembiayaan Usaha ikan ........
1.

Banjarbaru, 18 Mei 2006
Dosen pengasuh:
Dr.Ir.Emmy Sri Mahreda,MP

1 komentar:

  1. Alhamdulillah byk ilmu yang didpt dari blog ibu Prof. mestinya mhs/i byk cari tulisan2 seperti ini.

    BalasHapus