Sabtu, 14 November 2009

lapotan ketahanan pangan

Laporan hasil survei lapangan/Dewan Ketahanan Pangan
Di Pemkab.Banjar, Tanah Laut, Banjarmasin, dan Marabahan
Oleh:
Prof.Dr.Ir.Hj.Emmy Sri Mahreda,MP
Tim Ahli Ketahanan Pangan Kal-Sel

No. Nama Wilayah Kelebihan Kekurangan
1. Banjar
(Pak Rusman)
Selasa, 8-9-2009
Tim Ahli:
1. Dr.H.Yunus J
2. Ir.H.Fauzi M.MS
3. Prof.Dr.Hj.Emmy
4. Dr.Danang
5. Dr.Rini
6. Ir.Arief (koordinasi) 1. Bahan/laporan cukup lengkap
2. Kab.Banjar surplus beras
3. Dijelaskan bahwa menjelang hari
Raya aman/mencukupi 3 bulan kedepan
4. Tim Ahli diberi sebagian buku laporan
5. Harga stabil meskipun ada sedikit
Kenaikan, mis.beras ± Rp 500 s/d
Rp 1000
6. Data LUEP Ada, sesuai
7. Sebagian besar tidak menjual gabah
padasaat musim/ada tunda jual
8. Banyak dijual dipasar beras usang





1. Meskipun bahan/laporan cukup lengkap,
tetapi ada beberapa hal yang tidak dapat
dijelaskan yaitu, jumlah beras masuk dan
keluar dari Kab.Banjar, tidak tahu kreteria
/ukuransurplus yang aman,ketersediaan
beras dihitung hanya berdasarkan
asumsi saja, padahal berdasarkan jumlah
penduduk489.056 orang dg konsumsi
119 kg/kapita/orang, 58.197 ton konsumsi
beras, 252.210 ton x 65% = 163.936 ton,
dikurang58.197 ton konsumsi tersisa
105.739 ton (surplus).
LUEP 4 M : 3 ton =1.441,762 ton
(rata-rata 3 putaran) dan LUEP terus
Menggiling sebagai indikasi. Mestinya
Batas aman pangan dapat dihitung
Berdasarkan luas lahan, konsumsi.

2. Sebagian besar petani menjual beras
/gabah kepada pasar bebas, sehingga
Tidak ketahuan banyaknya beras yang
dibawa keluar daerah dan stock yang
sebenamya
3. KK miskin berdasarkan penerimaanBLT
dan bertambahnya jumlah penduduk
meningkat yaitu dari kurang lebih 41.000
ton tahun 2007 naik menjadi 43.512 KK
tahun 2008, namun berdasarkan perhitungan secara nasional setelah dikonversi bertambahnya
jumlah penduduk, maka KK miskin
berkurang 1% per tahun.

4. Desa rawan pangan terjadi di Kec.
Astambul, hal ini dilihat dari kerusakan
pangan yang dialami.

2. Tanah Laut
(BU Ir.Hj.Rini)
Rabu, 9-9-2009
Tim Ahli:
1.Dr.Hj.Yunus J
2. Ir.H.Fauzi M.MS
3.Prof.Dr.Emmy
4. Dr.Danang
5.Dr.Hesty
6.Dr.Rini
7. Arief (koordinator)

1. Dikatakan beras untuk 3 bulan kedepan
Cukup
2. Sebagian besar beras dijual ke dolog
(harga gabah unggul tinggi,mencapai
Rp30rb Blek, sedangkan lokal kurang
Dari Rp 28.000/blek)
3. KK miskin menurun > 1% per tahun
4. Ada lumbung desa (Bati-bati, dan desa
Tanjung)
5. Harga jual ke pemborong Rp4300/kg,
Rp 4600/kg ke pedagang lain, jika
Kondisi pasar penuh, terpaksa dijual
keDolog
6. Desa mandiri pangan di Bingkulu dan
Ujung Bati-bati.
7. LUEP berjalan baik, namun pencairan
dan sering terlambat.
1. Laporan sangat tidak lengkap, informasi
Kepala Badan sangat kurang, sulit dan
harus konfirmasi dengan Dinas Lain
2. Tidak ada tunda jual, namun ditahan di
Dolog , Sehingga ada stock. 0,25
bagian dijual petani ke dolog, 0,75
bagian dijual ke pasar bebas (ke pem
borong/pedagang lain), tunda jual tidak
dilakukan karena harga jual baik
3. Daerah rawan pangan di Desa
Ungkaran
4. Beras keluar masuk tidak diketahui

3. Marabahan
(Pak Ir.Giatno)
Kamis, 10-9-2009
Tim Ahli:
Dr.H.Yunus J
Ir.H.Fauzi M.MS
Prof.Dr.Hj.Emmy
Dr.Hesty
Dr.Danang
Dr.Rini
Ir.Arief (koordinasi) 1. Bahan/laporan ada
2. Surplus beras,sentra beras di Anjir
3. Dijelaskan bahwa menjelang hari
Raya aman/mencukupi 3-6 bulan
kedepan
4. Tim Ahli diberi selembaran laporan saja
5. Harga stabil
6. Data LUEP Ada, tetapi kurang lengkap
(dalam APBD 2, LUEP tidak ada), dan
Sedikit bermasalah sebanyak 3 dari 10
7. Sebagian besar tidak menjual gabah
padasaat musim/ada tunda jual dan
semua petani punya kindai
8.Ada staf yang dikursus untuk menghitung
ketersediaan, tetapi tidak berada di
tempat sehingga tidak ada yang tahu
9. Luasan untuk padi lokal tinggi, mencapai
80% , sisanya padi unggul
10..Alur distribusi secara alami
Ke Banjarmasin (Kota Provinsi), namun
(secara data tidak ada)




1. Meskipun bahan dan laporan ada, tetapi
Tidak dapat ditunjukkan keseluruhan,
Karena yang bertugas keluar daerah

2. Meskipun surplus beras, tetapi menurut
Kepala Badan ketersediaan rendah,
Produksi turun kurang lebih 25% thn.ini,
karena ada beberapa persemaian yang
diulang, sehingga pertumbuhan padi
terhambat karena air turun/tanah turun
yang disebabkan karena panas. Hal ini
ber hubungan dengan pengembangan
kelapa sawit yang merusak saluran
pertanian.

3. Sebagian besar petani menjual dipasar
bebas, sehingga tidak ketahuan berapa
beras yang dibawa keluar daerah dan
harga padi unggul didaerah ini tergolong
rendah hanya berkisar antara
Rp 32.000-Rp 35.000 per blek

4. KK miskin dan rawan pangan terjadi di
di Desa Mandastana, yang disebabkan
karena terjadi banjir. Sedangkan didesa
Kuripan sebenarnya rawan pangan,
tetapi mereka menjual paikat sehingga
ada sebagian penduduknya yang kaya.

5. Target luas tanam tidak terpenuhi,
sehingga produksi turun

6.Jumlah penduduk thn.2008 = 272.332
Produksi beras 192.061 ton
Ketersediaan = 100.466 ton
Konsumsi/net = 37.895 ton, sehingga
Ada selisih/ketersediaan sebesar
Kurang lebih 155.000 ton

7.Luasan lahan untuk padi unggul dengan
Jumlah 5000 ha, hanya tercapai 3500ha

8. Penjualan beras ke Dolog tidak dapat
Diketahui, beras keluar masuk tidak ter
deteksi
4. Banjarmasin
Kamis 10-9-2009
Tim Ahli:
Dr.H.Yunus J
Ir.H.Fauzi M.MS
Prof.Dr.Hj.Emmy
Dr.Hesty
Dr.Danang
Dr.Rini
Ir.Arief (koordinasi)


1. Persediaan beras di Banjarmasin selama
3 bulan kedepan (hari Raya aman)
2. Distribusi beras masuk sebesar
kurang lebih 350 ton per bulan (me
liputi ke Kalsel dan Kalteng), sedangkan
beras keluar sebesar 300 ton per bulan,
(Banjar,Kapuas,Batola,Tapin,HSS), dan
Tujuan pengiriman ke Kalsel-teng dan
Pulau Jawa. Paling banyak beras
usang
3. Sentra beras/pasar induk di Kelayan
4. Ketersediaan beras di Banjarmasin
Tergantung dari arus masuk per
Kabupaten saja. 1. Masalah pangan di Banjarmasin adalah
Tertinggi jumlah penduduk kurang gizi
di Kalsel. Tetapi tidak ada yang rawan
pangan. Hal ini disebabkan karena pola
hidup

2. Masalah lain yang dihadapi di B.masin
Tidak ada, karena B.masin sebagai
Sentra distribusi beras di Kalsel.















ABSTRACT


Participation of mangrove forest zone in nature preserve Teluk Adang Paser regency has decreased drastically. The decrease of mangrove forest is caused by human factor, that is, transference of area’s use to be brackishwater pond and residence area. This condition is not suitable for Teluk Adang as nature preserve which all activities are not allowed in it.
This research was intended to inventory and to study the society’s activities that caused degradation mangrove forest, to know and to analyze the level of society’s participation in mangrove forest management.
By using survey research, information was collected from respondents by using questionnaire. And then the data was tabulated, analyzed and described.
Some society’s activities that caused mangrove forest degradation, that is, the opening field for brackishwater pond, removal of mangrove forest result, road construction, canal, bridge, residence and public facilities. The participation level of fish cultivation in brackishwater pond to mangrove forest management in nature preserve Teluk Adang was moderate level.
Generally respondents that attended elucidation and training were high such as biological environment training were 65 people (91,5%) with intensity 1 to 3 times and also respondents that attended elucidation and mangrove training were 50 people (70,4%). Participation of society in mangrove planting were 40 people (56,3%) with highest mean 1,4% planting >10 trees once per three months and the lowest were 18 people (25,3%) < 2 trees once per three months.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar