Sabtu, 14 November 2009

mikro bahan ajar bu emmy dan bu Irma F

BAB I

PENGANTAR










1. Pengertian Ekonomi, Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ilmu pengetahuan adalah sekelompok model-model analistis, biasanya disebut teori yang nantinya menghasilkan kesimpulan yang dapat diperiksa kebenarannya setelah melihat keadaan yang sesungguhnya terjadi di dunia.
Ilmu ekonomi termasuk dalam ilmu pengetahuan sosial, karena ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia atau masyarakat, dan mencoba untuk menerangkan hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya, dalam peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di dunia.
Definisi Ilmu Ekonomi adalah : study tentang bagaimana orang atau masyarakat pada akhirnya memilih untuk menggunakan sumberdaya produktif yang langka yang bisa mempunyai beberapa alternatif penggunaan baik dengan menggunakan uang maupun tidak, untuk memprodusir berbagai jenis komoditi dan mendistribusikannya untuk konsumsi baik sekarang maupun yang akan datang, diantara berbagai orang atau kelompok dalam masyarakat.
Menurut Alfred Marshal (1842-1924) ahli ekonomi Inggris. Ekonomi adalah : suatu study mengenai umat manusia pada kehidupan bisnis yang biasa.
Teori ekonomi dalam garis besar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Teori Ekonomi Mikro dan Teori Ekonomi Makro.
Teori Ekonomi Mikro (microeconomics) disebut juga dengan Teori Harga atau Price Theory. Perkataan mikro berasal dari bahasa Yunani, Kata mikro artinya adalah kecil, maka pengertian Teori Ekonomi Mikro adalah : teori mengenai hal-hal yang “kecil-kecil” maksudnya teori tentang prilaku para konsumen, para produsen dan pasar (merupakan analisis prilaku invidual). Di pasar inilah pembeli bertemu dengan penjual dan konsumen bertemu dengan produsen. Pertemuan ini tidak semata-mata dalam bentuk fisik, tetapi mungkin juga melalui sarana komunikasi yang lain, seperti telpon, telegram, telex dan surat.
Teori Ekonomi Makro mempelajari penjumlahan atau pengumpulan dari seluruh tingkah laku dan aktivitas ekonomi yang terjadi di masyarakat , biasanya dilihat secara nasional atau international antara lain : Faktor utama yang menentukan pendapatan nasional tingkat harga-harga umum, Jumlah kesempatan kerja. Tingkat pengangguran Pertumbuhan pendapatan masyarakat dalam suatu perekonomian.

2. Deskriptif Ekonomi
Tiga macam kegiatan ekonomi : - Kegiatan Produksi
- Kegiatan Konsumsi
- Kegiatan Pertukaran
Semakin maju suatu masyarakat, timbul kekuatan-kekuatan di luar kemampuan keluarga sendiri untuk menghasilkannya, dan bersama-sama dengan itu timbul kelebihan-kelebihan produksi dari beberapa barang yang bisa dihasilkan oleh suatu keluarga. Kegiatan ekonomi pokok yang ketiga, pertukaran, kemudian timbul. Mula-mula antar keluarga di suatu desa, kemudian meluas menjadi desa, antar kota dan desa sampai saat ini kita mengenal pertukaran antar negara (perdagangan international). Perkembangan pertukaran erat hubungannya dengan kemajuan dalam komunikasi.
Ilmu ekonomi memusatkan perhatiannya pada ketiga proses kegiatan ekonomi pokok ini beserta pihak-pihak yang bersangkutan dengan kegiatan-kegiatan tersebut (produsen, konsumen, pedagang, Pemerintah dan sebagainya).`
Faktor penggerak yang sangat dasar bagi adanya aktivitas ekonomi adalah adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah tujuan dan sekaligus motivasi dari kegiatan berproduksi, konsumsi dan tukar menukar.
Kebutuhan manusia ada beberapa macam :
a. Kebutuhan biologis untuk hidup (makan, minum, pakaian dan lain-lain).
b. Kebutuhan yang timbul dari peradapan dan kebudayaan manusia itu sendiri (keinginan rumah bagus, makanan lezat, pendidikan dan lain-lain).
c. Lain-lain kebutuhan yang khas masing-masing perorangan.

Unsur Kegiatan Produksi
Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia mengkonsumsikan barang/jasa yang ia butuhkan. Tetapi barang/jasa hanya akan tersedia (untuk konsumsi) apabila diproduksikan. Dan kemampuan setiap masyarakat (baik yang maju maupun yang terkebelakang) oleh semua warganya selalu mempunyai batas.
Seperti kita ketahui kebutuhan manusia tidak terbatas sedangkan sumber-sumber ekonomi terbatas adanya.

Sumber-sumber ekonomi :
a. Sumber ekonomi alam
b. Sumber ekonomi yang berupa manusia dan tenaga manusia (fisik mental, keterampilan dan keahlian).
c. Sumber ekonomi buatan manusia
Tersedianya ketiga sumber ekonomi tersebut tidaklah menjamin timbulnya kegiatan produksi. Kegiatan produksi tidak akan terjadi dengan sendirinya, meskipun ketiga sumber ekonomi tersebut tersedia berlimpah. Harus ada pihak-pihak yang berinisiatif menggabungkan dan mengorganisir ketiga sumber ekonomi tersebut sedemikian rupa hingga menghasilkan barang/jasa yang dibutuhkan. Ini biasanya digolongkan dalam sumber ekonomi yang keempat, yaitu:
d. Kepenguasaan (entrepreunership)
Dalam system kapitalis, mereka ini adalah siapa saja yang mau dan mampu berusaha (mengorganisir proses produksi).
Dalam system sosialis, mereka adalah Negara (masyarakat) atau yang bertindak atas nama Negara (masyarakat). Dalam system ekonomi apaun pihak yang mengambil inisiatif usaha ini harus ada. Istilah lain bagi sumber ekonomi adalah faktor produksi.

Barang Ekonomis Dan Barang Bebas
Barang dan Jasa digolongkan menjadi dua :
1. Barang bebas : barang yang tersedia jumlah melebihi kebutuhan manusia, oleh sebab itu ia tidak mempunyai “harga”.
2. Barang ekonomis : barang yang tersedia dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada jumlah maksimum yang dibutuhkan masyarakat.
Barang ekonomis selalu mempunyai “harga” (meskipun tidak selalu mempunyai harga pasar, sebab ada barang ekonomis yang tidak langsung diperjual-belikan di pasar, misalnya barang-barang kolektif milik masyarakat). Produksi barang ekonomis memerlukan sumber ekonomi yang terbatas jumlahnya yang tak terbatas.

RINGKASAN:
Teori Ekonomi adalah : study tentang bagaimana orang atau masyarakat pada akhirnya memilih untuk menggunakan sumberdaya produktif yang langka yang bisa mempunyai beberapa alternatif penggunaan baik dengan menggunakan uang maupun tidak, untuk memprodusir berbagai jenis komoditi dan mendistribusikannya untuk konsumsi baik sekarang maupun yang akan datang, diantara berbagai orang atau kelompok dalam masyarakat.
Tiga macam kegiatan ekonomi : - Kegiatan Produksi
- Kegiatan Konsumsi
- Kegiatan Pertukaran
LATIHAN:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan teori ekonomi
2. Jelaskan tiga macam kegiatan ekonomi.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan barang ekonomis dan barang bebas.

DAPTAR PUSTAKA:
Kusumosuwidho, S. 1990. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta. Jakarta.
DR. Boediono., 1982. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.









BAB II

RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO











Ekonomi Mikro berhubungan dengan perorangan (individu) atau rumah tangga dan pasar.
Dalam ekonomi mikro dipelajari :
- alokasi dari sumber daya
- distribusi pendapatan diantara konsumen, pemilik sumberdaya dan perusahaan dalam suatu perekonomian.
Pada teori ekonomi mikro, biasanya diasumsikan adanya ekonomi pasar atau market economy dimana diasumsikan bahwa tiap-tiap orang bebas memilih tujuan masing-masing dan memutuskan bagaimana menggunakan kemampuan serta sumberdaya yang mereka miliki.
Tiga kelompok yang berperan utama dalam pengambilan keputusan adalah :
a. Konsumen : yaitu yang mencari nilai pengembalian yang paling besar dari apa yang telah mereka keluarkan.
b. Produsen : yaitu yang mencari pendapatan atau keuntungan paling tinggi dari apa yang mereka tawarkan.
c. Pemerintah: yang bertanggung jawab, atas keselamatan dan kesejahteraan masyarakat serta meyediakan pelayanan kepada masyarakat.
Banyak orang berfikir bahwa mereka hanya bertindak sebagai konsumen. Tetapi kebanyakan orang adalah bagian dari ketiga kelompok tersebut secara sekaligus, yaitu sebagai konsumen, sebagai produsen, dan sebagai anggota masyarakat yang dapat memberi saran-saran atas kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah.

1. Arus Melingkar Perekonomian Sederhana:
Ada dua jenis kelompok dalam ekonomi, yaitu perorangan (rumah tangga) dan perusahaan tiap-tiap kelompok mempunyai peran yang berbeda dan saling membutuhkan, karena itu maka masing-masing saling mengadakan transaksi.
Biasanya perseorangan (rumah tangga) mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa, sedang perusahaan memprodusir barang-barang dan jasa-jasa tersebut. Inilah yang diperlihatkan dalam arus di bagian atas pada gambar II.1. Gambar ini memperlihatkan arus yang nyata dari konsumen perseorangan/rumah tanggayang didapatnya dari perusahaan dan arus nyata dari apa yang diprodusir oleh perusahaan serta dipergunakan oleh perseorangan/rumah tangga.

























Keterangan :
a. Pasar Produk
- Perusahaan menghasilkan barang-barang kosumsi, rumah tangga membeli barang-barang tersebut dan membayarnya (biasanya dalam bentuk uang) kepada perusahaan.
- Pembayaran ini disebut Pengeluaran Konsumen dari rumah tangga dan dengan demikian merupakan Pendapatan Perusahaan.
b. Pasar Faktor Produksi
- Memperlihatkan jasa-jasa Sumberdaya Produktif yang diberikan oleh rumah tangga kepada perusahaan.
- Perusahaan membayar sumberdaya milik rumah tangga yang
dipakainya dan sekaligus Pendapatan Rumah Tangga.
Pada gambar di atas ditunjukkan bahwa di samping merupakan pihak yang mengkonsumir barang-barang , maka Rumah Tangga juga merupakan pemilik dari Sumber Daya. Sebaliknya maka Perusahaan adalah produsen dari barang-barang, tetapi sekaligus juga merupakan pemakai jasa dari Sumber Daya.
Setiap perseorangan atau rumah tangga biasanya mempunyai spesialisasi dalam bidang yang dapat dilakukan. Berdasarkan pengalaman serta ketrampilannya maka ia terikat pada satu barang yang dapat diproduksikan dan sulit untuk sekaligus memprodusir barang lain. Padahal ia membutuhkan barang lain. Akibatnya maka terjadilah pertukaran (trade) karena masing-masing orang atau rumah tangga memerlukan barang lain. Jika ada spesialisasi maka terjadilah pertukaran. Misalnya: seorang petani yang menanam padi. Ia pasti membutuhkan barang lain. Karenanya, ia akan menukar (atau menjual) padinya dengan barang yang lain. Dahulu pertukaran dilakukan dengan barter. Sekarang dilakukan dengan uang, karena uang adalah alat untuk mempermudah/memperlancar tukar-menukar. Dalam ekonomi modern, banyak petani pemilik tanah sering tidak mengerjakan tanahnyasendiri. Ia menggunakan orang lain, yaitu dengan jalan menyewa tenaga mereka. Tenaga yang disewa ini disebut faktor produksi. Dalam Arus melingkar, faktor produksi tenaga kerja inilah yang memberikan jasa-jasa Sumber Daya Produkstif kepada Pemilik Sawah dan karenanya mendapatkan Pendapatan Sumberdaya dari Pemilik Sawah tersebut.

2. Tinjauan mengenai Pasar dan Pengambil Keputusan
Ekonomi Pasar (Market Economy) tetap diasumsikan adanya sumberdaya yang terbatas, sehingga harus ada pilihan penggunaan sumberdaya tersebut untuk berbagai alternatif kepentingan masing-masing pihak. Dalam Ekonomi Pasar maka alokasi sumberdaya tersebut adalah hasil keputusan yang bebas (independent) yang dibuat oleh masing-masing konsumen dan produsen melalui pasar. Ketiga kelompok ini disebut Pengambil Keputusan (Decision Markers) dan terdiri dari:


a. Rumah Tangga
Yaitu sekelompok orang yang mendiami suatu rumah, serta mempunyai satu kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan keuangan. Dalam teori permintaan maka sebagian besar permintaan dilakukan oleh Rumah-rumah Tangga. Tingkah laku mereka masing-masing dianggap tetap (consisten). Jadi tingkah laku mereka di Pasar dapat diperkirakan. Keputusan mereka ada dua macam, yaitu:
- mengenai macam barang-barang dan jasa-jasa yang dibelinya serta beberapa banyak yang dibelinya.
- mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penjualan jasa rumah tangga tadi sebagai faktor produksi.
b. Perusahaan : suatu unit ekonomi yang membeli jasa dari faktor produksi tenaga kerja (buruh), memproses, memprodusir barangdan kemudian menjualnya kepada rumah tangga, inilah yang disebut penawaran atau supply.
c. Pemerintah : fungsi pemerintah disini adalah mengatur supaya keadaan perekonomian menjadi baik. Peranan Pemerintah agak sulit untuk diperkirakan, karena kebijaksanaannya tergantung pada keadaan spesifik yang dihadapi. Dengan demikian, peranan Pemerintah dalam Teori Ekonomi Mikro hanya dbicarakan pada beberapa keadaan yang spesifik saja.
Melalui Gambar Arus Melingkar, telah digambarkanbahwa pengambilan keputusan secara mikro lebih banyak dilakukan oleh Rumah Tangga dan Perusahaan. Mereka bertemu dalam Pasar,. Jika berkaitan dengan barang-barang Produksi, maka pertemuan tersebut di Pasar Produk. Jika menyangkut Jasa-jasa Sumberdaya produktif dai Rumah Tangga, maka pertemuan tersebut terjadi di Pasar Faktor Produksi. Adapun pengertian Pasar secara umum adalah sebagai berikut:
Pasar meliputi suatu area atau wilayah dimana pembeli atau penjual saling mengadakan transaksi/negosiasi mengenai suatu barang spesifik yang diperjual belikan. Pertemuan antara Permintaan dari Konsumen dan Penawaran dari produsen terjadi di Pasar.
Disamping meliputi suatu area atau wilayah yang spesifik maka transaksi di Pasar dapat dilakukan melalui telpon (Pasar Jasa), misalnya di Bursa, Pasar Uang dan Modal dan sebagainya.

RINGKASAN:
1. Dalam ekonomi mikro dipelajari :
- alokasi dari sumber daya
- distribusi pendapatan diantara konsumen, pemilik sumberdaya dan perusahaan dalam suatu perekonomian.
2. Tiga kelompok yang berperan utama dalam pengambilan keputusan adalah :
a. Konsumen : yaitu yang mencari nilai pengembalian yang paling besar dari apa yang telah mereka keluarkan.
b. Produsen : yaitu yang mencari pendapatan atau keuntungan paling tinggi dari apa yang mereka tawarkan.
c. Pemerintah: yang bertanggung jawab, atas keselamatan dan kesejahteraan masyarakat serta meyediakan pelayanan kepada masyarakat.
3. Pertemuan antara Permintaan dari Konsumen dan Penawaran dari produsen terjadi di Pasar.

LATIHAN:
1. Jelaskan ruang lingkup ekonomi mikro.
2. Jelaskan tiga kelompok yang berperan utama dalam pengambilan keputusan.
3. Jelaskan pengertian dari pasar.



DAPTAR PUSTAKA:
Kusumosuwidho, S. 1990. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta. Jakarta.
DR. Boediono., 1982. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.



























BAB III

TEORI KONSUMSI
















Unit pengambil keputusan utama dalam ekonomi mikro adalah konsumen dan produsen. Dalam Bab ini akan dibahas mengenai tingkah laku dari konsumen konsumen tersebut. Konsumen terdiri dari para individu atau perseorangan dalam masyarakat. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar individu tersebut terkumpul dalam suatu Rumah Tangga. Biasanya permintaan dan pola konsumsi rumah tangga lebih jelas terlihat dibandingkan dengan perseorangan atau individu. Tidaklah mengherankan kalau pengertian konsumen mencakup baik individu maupun rumah tangga, keuanya dapat dipakai sebagai unit ekonomi yang mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa dalam masyarakat.
Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu saja secara rasional konsumen berharap memperoleh utility yang optimal. Secara rasional utility akan meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat.
Dalam menentukan keputusan konsumen akan berusaha untuk mengadakan “optimasi” dengan memaksimumkan kegunaan (maximization of utility).
Kegunaan (utility) menunjukkan preferensi/kecondongan seseorang.
1. Preferensi/kecondongan seseorang/pilihan seseorang
Menurut Jack Hirsleifer “preferensi” mengikuti dua hukum yaitu :
a. Axioma Perbandingan (Axiom of Comparison)
Suatu kelompok dari barang/komoditi A dan B diperbandingkan berdasarkan preferensi seseorang. Pembandingan ini dapat memberikan salah satu hasil dari keadaan berikut:
- Kelompok Barang A lebih disukai daripada kelompok barang B.
- Kelompok Barang B lebih disukai daripada A.
- Kelompok Barang A dan B adalah sama saja.
b. Axioma Transitivitas (Axiom of Transitivity)
Apabila ada tiga kelompok barang A,B dan C
Jika A lebih diinginkan daripada B, dan B lebih diinginkan daripada C, maka A pasti lebih diinginkan daripada C. Begitu juga, jika A adalah sama saja dengan B, dan B sama saja dengan C, maka A adalah sama saja dengan C. Jadi A tidak ada bedanya dengan C.
Berdasarkan 2 hukum tersebut dapat dibuat Preposisi mengenai Ranking Urutan Preferensi (Fungsi Preferensi).





















Gambar III.I. Beberapa Alternatif Konsumsi

Berdasarkan gambar III.1, dimisalkan seorang konsumen harus memilih konsumsi barang X dan Y. Pada titik A konsumen mempunyai kombinasi yang terdiri dari 5 barang X dan 5 barang Y. Pada alternatif kedua yaitu pada titik B, ia mempunyai 2,5X dan 5Y. Pada alternatif ketiga yaitu pada titik C ia mempunyai 5X dan 2,5Y. Sedangkan pada alternatif keempat di titik D ia hanya mempunyai 2,5X dan 2,5Y. Berdasarkan semua alternatif tersebut maka terlihat bahwa alternatif pertama adalah yang terbaik. Pada alternatif pertama di titik A kita lihat bahwa si konsumen mendapatkan kombinasi yang paling besar, yaitu 5X dan 5Y. Dari gambar mengenai beberapa alternatif konsumsi tersebut, Preposisi mengenai Preferensi menyatakan bahwa:
- Seseorang dapat mengadakan ranking dari 4 kombinasi di atas. Kombinasi-kombinasi tersebut ada di titik A, B, C, dan D. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa kombinasi di titik A adalah yang terbaik.
- Selain itu, berdasarkan Axioma Transsitivitas maka:
A lebih diinginkan daripada B.
B. lebih diinginkan daripada D.
Jadi A lebih diinginkan daripada D. Hal ini adalah karena di titik A orang tersebut mempunyai 5X dan 5Y sedang di titik D ia hanya mempunyai 2,5X dan 2,5Y.
Berdasarkan gambaran di atas maka sebetulnya dapat dikatakan “Lebih banyak adalah lebih diinginkan daripada lebih sedikit”. Pernyataan ini benar jika kita hanya membicarakan mengenai barang-barang yang diinginkan.
2. Pengertian Kegunaan (utility)
Utility : suatu variabel yang besaran relatifnya menunjukkan arah dari preferensi.
Utility juga menggambarkan tingkat kepuasan.
Ada 2 (dua) konsep utility, yaitu Cardinal Utility dan Ordunal Utility:
a. Cardinal Utility : dapat diukur secara kuantitatif dan mempunyai satuan unit ukur.
Contoh : - ketinggian (misalnya 500m2)
- temperatur (misalnya 37oC)
Dengan demikian, konsep Cardinal Utility menyatakan bahea utility dapat diukur, dapat ditambah dan dapat dikurangkan. Jika si A mempunyai unit utility sebanyak 4 dan si B mempunyai 6, maka Total Utilitykeduanya adalah sebanyak 10 unit. Selain itu, Cardinal Utility juga menyatakan bahwa utility sebetulnya mencerminkan “kepuasan” seseorang. Jika utility naik maka berarti “kepuasan” yang didapat juga lebih besar. Penjelasan lebih lanjut pada Gambar III.2 dan III.3 berikut.















Gambar 2. Fungsi Total Utility dan Cardinal Utility

Gambar III.2 memperlihatkan Fungsi Total Utility dari Cardinal Utility. Jika kita mengkonsumirlebih banyak barang konsumsi tertentu, maka Total Utility kita makin lama makin bertambah besar. Misalnya gambar tersebut menunjukkan konsumsi sepatu dengan jumlah utilitynya. Pada waktu kita hanya mengkonsumir sepasang sepatu (dua buah) maka utilitynya adalah 2 . Pada waktu menambah konsumsi sepatu dengan sepasang lagi, maka utilitynya adalah 1. Di sini terlihat bahwa “kepuasan” yang didapat dari sepasang sepatu yang berikutnya adalah lebih kecil dari yang pertama. Terlihat bahwa utility pasangan sepatu yang pertama adalah 2 dan pasangan berikutnya hanya 1. Dengan demikian dapatlah dilihat bahwa Total Utility dari mengkonsumir dua pasang sepatu (sebanyak 4 buah) adalah 2 + 1 = 3.
Total Utility : “kepuasan” yang didapat dari mengkonsumsikan suatu komoditi tertentu (sekelompok komoditi yang sama). Misalnya: Dua pasang sepatu. Lima gelas air putih. Lima botol limun, dan sebagainya.
Fungsi Total Utility : garis yang menghubungkan berbagai Total Utility pada berbagai barang yang dikonsumsi. Total utility akan naik jika konsumsi naik , tetapi kenaikan tersebut makin lama makin kecil. Karena itulah maka bentuk kurva Total utility tersebut makin lama makin datar. Perlu kiranya diingatkan bahwa jika tidak ada konsumsi, maka tidak ada “kepuasan” apa-apa. Akibatnya, Fungsi Total Utility dimulai pada sumbu ) pada waktu konsumsi 0 buah sepatu
Fungsi Marginal Utility : berapa perubahan dalam Total Utility akibat perubahan satu unit konsumsi. Secara matematik, Marginal Utility sebetulnya adalah turunan pertama dari fungsi Total Utility.
Rumus Marginal Utility:
 Total Utility
Marginal Utility :
 1 unit barang konsumsi


Gambar III.3
Fungsi Marginal Utility



Utility per unit konsumsi




Pada Gambar III.3. Fungsi Marginal Utility : menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Jika konsumsi meningkat maka pertambahan kepuasan makin lama makin kecil disebut “Law of Diminishing Marginal Utility” atau “Hukum Marginal Utility yang makin menurun” (MU = 0). Bahkan jika konsumsi kita akan suatu barang sudah “jenuh”, maka tidak ada lagi penambahan utility dalam Total Utility akibat pertambahan konsumsi tersebut. Di sini Marginal Utility adalah nol.
b. Ordinal Utility
adalah : suatu konsep mengenai utility yang didasarkan pada preferensi, ranking atau urutan tertentu.
Disini utility tidak perlu diukur secara eksak dalam jumlah utility tertentu, tetapi yang penting adalah mengetahui urutan atau preferensinya. Mana yang lebih tinggi dibanding yang lain. Disini tidak menunjukkan “kepuasan” lagi seperti pada konsep Cardinal Utility, tetapi lebih banyak pada pilihan (choice) berdasarkan urutan atau preferensi. Contoh dalam konsep Ordinal adalah urutan pemenang dalam Kontes Ratu Kecantikan. Andaikata urutan nilai pemenang adalah: Nilai 300 untuk si A sebagai pemenang pertama , nilai 200 untuk si B sebagai penang kedua, dan nilai 150 untuk C sebagai pemenang ketiga. Secara Cardinal dapat dikatakan bahwa kecantikan A adalah !,5 kali kecantikan B dan 2 kali kecantikan C. Tetapi apa apa betul kecantikan A dibanding kecantikan B dan C dapat diukur secara tepat? Belum tentu begitu. Kalau Dewan Jurinya diganti, mungkin nilai-nilai mereka akan berubah dan nilai kecantikan A belum tentu 2 kali kecantikan B lagi. Berdasarkan ini, maka konsep Ordinal hanya menyatakan urutan dari pemenang kontes tersebut, tanpa harus mengukurnya. Secara ordinal urutan kecantikannya adalah A lebih cantik dari B, dan B lebih cantik dari C. Jika harus diadakan pilihan untuk pengiriman ke luar negeri maka pilihan akan jatuh pada pemenang si A sebagai pemenang dalam urutan pertama. Adapun nilai 300, 200 dan 150 tersebut, menurut konsep Ordinal hanyalah menurut urutan atau ranking pemenang.



3. Konsep Diminishing Marginal Utility
Konsep Marginal Utility yang makin berkurang adalah suatu hipotesa dasar dalam membicarakan utility.
Dikatakan dalam Hukum Marginal Utility yang Makin Berkurang (Law of Diminishing Marginal Utility) bahwa: Setelah mencapai titik tertentu, kenaikan konsumsi dari suatu barang tertentu akan memberikan kenaikan utility yang makin lama makin kecil dibanding sebelumnya.
Contoh : dimisalkan banyaknya air yang diminum seseorang

Tabel III.1. Total Utility dan Marginal Utility Menurut Banyaknya Air
yang Diminum

Banyaknya air yang dimunum /dalam gelas (Qx) Total Utility
(TUx) Marginal Utility
(MUx)
0 0
1 10 10
2 18 8
3 24 6
4 28 4
5 30 2
6 30 0
7 28 -2

Disini dimisalkan bahwa ada seseorang yang sangat kehausan dan dapat minum air putih yang tidak terbatas jumlahnya. Dari Tabel III.1. terlihat bahwa pada waktu belum minum (yaitu nol gelas air) Total Utilitynya adalah nol. Untuk gelas yang pertama, utility yang diberikan adalah 10 unit. Jadi Total Utilitynya adalah 10. Di sini dia masih haus dan minum gelas yang kedua. Tentunya utility yang diberikan pada gelas kedua tidak sebesar gelas pertama, karena hausnya sudah berkurang setelah minum gelas pertama. Utility yang diberikan kepada gelas kedua adalah 8 unit, higga Total Utilitynya menjadi 10+8 = 18 unit. Marginal Utility antara gelas pertama dan gelas kedua adalah 8 , yaitu dari Total Utility gelas kedua dikurangi Total Utility gelas pertama. Begitu seterusnya dia minum terus hingga gelas kelima. Terlihat bahwa Marginal Utility antara gelas keempat dan kelima sudah sangat menurun yaitu hanya 2. Setelah minum dari gelas kelima sebetulnya dia sudah tidak haus lagi. Jika dia harus minum gelas keenam, maka terlihat bahwa Total Utilitynya tidak naik lagi. Antara gelas kelima dan keenam, Marginal Utilitynya adalah nol. Jika dia dipaksa terus untuk minum gelas yang ketujuh , msks justru Total Utilitynya akan turun. Dari 30 menjadi 28. Disini terlihat bahwa Marginal Utilitynya justru menjadi negatif , yaitu -2. Marginal Utility yang negatif ini disebut “dis-utility”. Disini ditunjukkan bahwa dia tidak memperoleh tambahan “kepuasan” apa-apa pada waktu menambah konsumsi gelas kelima menjadi keenam. Konsumsi gelas ketujuh bahkan mengurangi “kepuasannya” karena dia sudah sangat kenyang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar III.4. memperlihatkan informasi yang telah di dapat dari Tabel III.1. Di bagian atas ditunjukkan kurva Total Utility (TUx) dari barang X dan di bawahnya ditunjukkan kurva Marginal Utility (Mux). Terlihat bahwa kurva TUx mula-mula naik, tetapi dengan tingkat kenaikkan yang makin lama makin menurun. Baru pada titik E (yang merupakan puncak dari kurva TUx) mulai menurun, yaitu setelah si orang selesai minum gelas kelima. Secara matematik, kurva Mux adalah merupakan turunan pertama dari kurva TUx. Mux-nya terlihat seperti bagian bawah dari Gambar III.4. Suatu hal yang harus diingat ialah Marginal Utility harus digambarkan di antara dua titik skala Total Utility, karena merupakan perbedaan dari Total Utility pada jumlah konsumsi tertentu dikurangi Total Utility sebelumnya. Pada gambar tersebut, kurva Mux positif tetapi dalam keadaan menurun pada waktu kurva TUx naik. Kemudian menjadi sama dengan nolpada waktu kurva TUx mencapai puncaknya, dan negatif pada waktu TUx mulai menurun. Bgaian negatif dari Mux, misalnya pada konsumsi gelas yang ketujuh, menunjukkan adanya “disutlity”dari konsumsi gelas ketujuh. Artinya bahwa “kepuasan” orang tersebut justru akan menurun jika ia meminum air dari gelas ketujuh. Titik E kurva TUx disebut Titik Pengenyangan (Saturation Point). Penambahan konsumsi setelah titik E justru akan menurunkan Total Utility. Pada gambar terlihat bahwa Mux = 0 pada waktu TUx tepat di titik E. Penambahan konsumsi setelah titik E akan menyebabkan Mux menjadi negatif.





















Menurutnya Banyaknya Air yang Diminum
(dalam gelas)




























Gambar III.4. Total Utility dan Marginal Utility

4. Keseimbangan Konsumen
Dalam teori ekonomi mikro biasanya diasumsikan bahwa Rumah Tangga mempunyai pola konsumsi yang konsisten Tiap anggota Rumah Tangga diasumsikan berusaha memaksimumkan Total Utility. Artinya tiap-tiap anggota tersebut akan berusaha untuk memaksimumkan “kepuasannya”. Selama Marginal Utility masih mempunyai nilai positif (yaitu di atas nilai nol) maka total utility akan tetap naik. Barang yang langka (scarce goods) biasanya mempunyai Marginal Utility (MU) yang positif. Tetapi ada juga barang yang mempunyai MU = 0. Barang ini adalah barang yang disebut “barang bebas” atau free goods . Barang bebas adalah barang yang tidak langka seperti misalnya udara yang kita hirup, dan karenanya tidak mempunyai harga kalau kita konsumsikan. Udara tersedia dalam jumlah yang tidak terbatas dank arena itu tidak langka. Biasanya kita hanya membayar untuk konsumsi barang yang langka.
Masalah yang dihadapi oleh setiap Rumah Tangga adalah bagaimana memaksimumkan pengeluaran mereka untuk mendapatkan Total Utility yang maksimum.
Secara umum, misalkan seseorang hanya mempunyai konsumsi terhadap dua jenis barang, yaitu barang X dan barang Y. Kalau konsumsi barang Y adalah “tetap” (constant) dan orang tersebut menambah konsumsi barang X, maka tambahan utility untuk setiap unit barang X akan turun pada waktu konsumsi barang X naik. Utility tambahan yang menurun ini disebut Diminishing Marginal Utility.
Jadi: Jika Y tetap, maka maka MUx turun pada waktu konsumsi naik.
Jika X tetap, maka MUy turun pada waktu konsumsi naik.
Kondisi bahwa suatu Rumah Tangga berusaha memaksimumkan utilitynya, baik untuk barang X maupun barang Y, akan terjadi kalau konsumsi untuk kedua barang itu adalah seimbang. Persamaan Konsumsi yang seimbang adalah pada waktu:
MUx = MUy
Px Py
Di mana :MUx= Marginal Utility dari konsumsi unit terakhir barang X
MUy= Marginal Utility dari konsumsi unit terakhir barang Y
Px = Harga barang X
Py = Harga barang Y
Sebetulnya , jika harga barang tersebut sama, maka Keseimbangan Konsumen akan terjadi pada waktu MUx =MUy. Tetapi karena biasanya harga kedua barang tidak sama, maka unsur harga barang harus dimasukan sendiri-sendiri
Mux (MU per Rupiah yang dibelanjakan untuk barang x yang
Px terakhir).
Bentuk Keseimbangan Konsumen :
Jika keadaan MUx = MUy tercapai
Px Py
Maka rupiah terakhir dari seorang konsumen akan dapat digunakan untuk membeli barang X atau untuk membeli barang Y. Ia akan tetap mendapatkan “kepuasan” yang sama. Sebetulnya ini adalah cara lain untuk mengatakan kondisi bahwa seseorang (atau Rumah Tangga) akan mengalokasikan pengeluarannya, sampai utility yang didapat dari rupiah terakhir yang dikeluarkan untuk masing-masing barang X dan Y adalah sama. Kalau ini terjadi, maka Rumah Tangga tersebut tidak dapat menambah utilitynya lagi. Sebaliknya, jika misalnya MUx masih lebih besar dari menilai barang X lebih berharga dari barang Y. Ia baru berhenti membelanjakan uangnya untuk barang X pada waktu MUx = MUy, di mana utility (“kepuasan”) akan barang X sudah sama dengan barang Y.
Bentuk keseimbangan konsumen lebih lanjut dapat dirubah menjadi:
MUx = Px
MUy Py


Keterangan Px : ditentukan di pasar (harga relatif)
Py
MUx : ditentukan oleh konsumen
MUy
Jika :
MUx tidak sama dengan Px
MUy Py
Maka konsumen dapat mengadakan penataan kembali konsumsinya hingga dapat menambah kepuasannya.
Contoh : Harga barang X (Px) = Rp 4,-
Harga barang Y (Py) = Rp 2,-
Andaikata MUx dan MUy dapat diukur, maka:
MU konsumsi barang X yang terakhir (MUx) = 9
MU konsumsi barang Y yang terakhir (MUy) = 3
Dengan demikian:
MUx = 9 = 3, sedang Px = 4 = 2
MUy 3 Py 2

Dapat dilihat : MUx lebih besar Px
MUy Py
Konsumen akan membeli barang X lebih banyak dan membeli barang Y lebih

sedikit dan berhenti pada keadaan MUx = 2 (keseimbangan).
MUy
Ini berarti bahwa konsumen tidak dapat lagi memindahkan rupiah terakhir dari barang yang satu ke barang yang lain.
Dalam contoh ini, Harga Relatif Px adalah sama dengan 4
Py 2
Ini berarti bahwa nilai satu barang X adalah sebesar dua buah barang Y. Andaikata konsumen mengurangi pembelian barang Y sebanyak 2 unit, maka akan dapat menambah pembelian barang X sebesar 1 unit. Begitu juga
sebaliknya. Selain itu, terlihat bahwa MUx = 9 ini berarti bahwa
MUy 3
Marginal Utility dari unit konsumsi terakhir Y. Jika X memberikan tambahan Utility 3 kali lebih banyak dibanding Y, sedang harganya hanya 2 kali lebih mahal dibanding Y, maka konsumen yang berfikir rasional akan menambah pembelian X dan mengurangi pembelian Y. Keadaan ini lama kelamaan akan mengakibatkan penurunana Mux (sesuai dengan Law of Diminishing Marginal Utility). Konsumen akan berhenti membeli X jika tambahan utility X telah menjadi 2 kali lebih banyak dibanding Y, sedang harganya juga 2 kali lebih mahal dibanding X. Pada keadaan ini, ia tidak dapat menambah utilitynya lagi.
Apa yang telah diuraikan ini pada akhirnya akan mendasari pembahasan mengenai teori permintaan (demand). Permintaan knsumen adalah ditentukan oleh Marginal Utility dan bukan oleh Total Utility.

5. Garis Perbelanjaan (Budget Line)
Setiap Rumah Tangga pasti mempunyai dana yang dapat dipergunakan untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan. Biasanya uang tersebut diperleh dari gaji atau upah. Besarnya uang yang dapat dibelanjakan tidak sama untuk setiap orang atau rumah tangga. Ada yang mempunyai uang yang banyak tetapi ada juga yang hanya memiliki uang sedikit. Pembahasan disini akan melihat bebagai kombinasi jumlah barang yang dapat dibeli pada berbagai Garis Perbelanjaan.
Garis Perbelanjaan atau Budget line adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi dari 2 jenis barang yang tersedia dan dapat dibeli konsumen, pada suatu jumlah pendapatan tertentu, berdasar harga tertentu dari kedua barang tersebut. Gambar III.5 . menunjukkan tiga buah Budget Line berdasar pendapatan yang berbeda. Misalkan seserang mempunyai pendapatan sebesar Rp 20.000,- per bulan. Ia dapat membelanjakan seluruh pendapatannya untuk membeli barang X dan/atau Y. Lebih lanjut, misalkan harga X adalah Rp 2000,- per buah dan harga Y adalah Rp 4000,- perbuah. Jika ia membelanjakan seluruh uangnya untuk membeli barang X, maka ia mendapat 10 buah X (titikB). Jika ia membelanjakan seluruh uangnya untuk membeli barang X, maka ia mendapat 10 buah X (titik B). Jika membelanjakan seluruh uangnya untuk Y, maka ia memperoleh 5Y (titik A). Keadaan ini terlihat pada Budget Line BL1. Tetapi ia tidak harus membelanjakan seluruh uangnya untuk X saja, atau untuk Y saja. Ia dapat membeli sebagian X dan sebagian Y. Dengan uang sebesar Rp 20.000,- ia dapat membeli 2X dan 4Y (titik D). Atau ia dapat membeli 4X dan 3Y (titik C). Jadi BL1 adalah Budget Line yang menunjukkan berapa X dan Y yang dapat dibeli leh serang yang mempunyai pendapatan Rp 20.000,- per bulan, jika harga X adalah Rp 2000,- per buah dan harga Y adalah Rp 4000,- per buah. Dalam notasi dapat disederhanakan menjadi:
Contoh : Pendapatan (I) = Rp 20.000,-/bulan
Px = Rp 2.000,-/buah
Py = Rp 4.000,-/buah








10 H
BL3
5 A
4 D BL1
2,5 F BL2
G B J Barang x perbulan
2 4 5 10 20

Keterangan : Titik A I1 = Rp 20.000 = 5 buah barang Y
Py Rp 4.000

Titik B I1 = Rp 20.000 = 10 buah barang X
Px Rp 2.000

Gambar 3.5. Budget Line dengan harga tidak berubah
Barang Y per bulan

Gambar di atas pada Budget Line 1 (BL1)
Pendapatan seseorang seringkali tidak tetap. Adakalanya naik, tetapi mungkin juga lebih kecil disbanding sebelumnya. Misalkan pendapatan konsumen sekarang pendapatan konsumen sekarang menjadi lebih kecil, yaitu hanya Rp 10.000,- per bulan, maka Budget Line bergeser ke kiri dari BL1 ke BL2. Ini membawa konsekuensi bahwa jumlah X dan Y yang dapat dibelinya menjadi lebih sedikit . Budget Line BL2 ,e,perlihatkan keadaan pada waktu pendapatan turun menjadi Rp 10.000,- dimana jumlah barang yang dapat dibeli pada:
Titik F I2 = Rp 10.000 = 2,5 buah barang Y
Py Rp 4.000

Titik G I2 = Rp 10.000 = 5 buah barang X
Px Rp 2.000
Sedangkan jika pendapatan naik, misalnya sekarang menjadi Rp 40.000,- per bulan maka Budget Line akan bergeser ke kanan menjadi BL3. Jumlah barang yang dapat dibeli pada:
Titik H I3 = Rp 40.000 = 10 buah barang Y
Py Rp 4.000

Titik G I3 = Rp 40.000 = 20 buah barang X
Px Rp 2.000
Pada Gambar IIII.5. juga terlihat bahwa pergeseran Budget Line BL1, BL2 dan BL3 adalah sejajar. Hal ini karena Harga Relatif ( Px ) adalah tidak berubah. Py
Harga Relatif berubah jika terjadi perubahan harga, baik dari barang X maupun barang Y. Perubahan Harga Relatif akan menyebabkan pergeseran kurva Budget Line yang tidak sejajar lagi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar III.6.
Gambar III.6 Gambar pergeseran Budget Line jika harga relatif berubah.
Barang Y perbulan
10 H

5 A BL3

2,5 F BL1 BL4
BL2
B J Barang x per bulan
10 20
Keterangan :
- perubahan harga relatif menyebabkan pergeseran kurva BL yang tidak sejajar lagi
- Pada pendapatan Rp 20.000,- maka BL adalah BL1
- Harga Y naik dari Rp 4000,- menjadi Rp 8000,- per buah, ini berarti seluruh uang Rp 20.000,- hanya dapat membeli 2,5 barang Y (titik F) dan menyebabkan BL1 bergeser menjadi BL2.
- Harga Y turun dari Rp 4000,- menjadi Rp 2000,- perbuah maka jumlah yang dibeli akan naik dari 5 menjadi 10 (titik H) dan BL bergeser dari BL1 menjadi BL3 (dengan asumsi harga barang X tetap Rp 2000,-).
- Harga Y tetap, jika harga X turun dari Rp 2000,- menjadi Rp 1000,- per buah (titik J), Jika pendapatan Rp 20.000,- seluruhnya dibelikan barang X maka akan diperoleh 20 X. BL akan bergeser dari BL1 ke BL4.
6. Analisa Indifference Curve
Indifference Curve adalah suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari jumlah 2 buah barang (misal barang X dan Y) yang memberikan “utility” atau kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Pada setiap titik dalam Indifference Curve (selanjutnya disingkat IC), konsumen merasa mempunyai utility yang “tidak ada bedanya” dibandingkan dengan titik-titik lain dalam IC yang sama. Bentuk dari IC dapat dilihat pada Gambar III.7. berikut.







Barang Y




D

Y1 A
E
IC3 (3)
Y2 B F
IC2 (2)

Y3 C
IC1 (1)


X1 X2 X3 Barang X
Gambar III.7. Bentuk Indefferen Curve


Berdasarkan pengertian mengenai IC, dapatlah dikatakan bahwa kombinasi barang X dan Y di titik-titik A,B, an C memberikan utility atau “kepuasan” yang sama bagi seorang konsumen. Bagi si konsumen tidak ada ada bedanya apakah ia mendapat kombinasi barang Y sebanyak Y1 dan barang X sebanyak X1 (di titik A), atau kombinasi Y2 dan X2 (di titik B), atau kombinasi Y3 dan X3 (di titik C). Jadi setiap titik sepanjang IC1 si konsumen adalah netral (indifferent) terhadap kombinasi X dan Y.
Dalam analisa IC dapat dipakai konsep Cardinal Utility maupun Ordinal Utility . Tetapi dalam teori ekonomi modern , konsep Ordinal Utility saja sudah cukup untuk menerangkan IC. Pada IC1 si konsumen mempunyai utility tertentu, misalnya U1. Sedang IC2 mempunyai mempunyai utility sebesar U2 dan IC3 mempunyai utility sebesar U3. Menurut konsep Cardinal Utility maka U1, U2 dan U3 masisng-masing harus mempunyai unit utility yang dapat diukur. Misalkan U1 = 5 unit, U2 = 10 unit, dan U3 = 15 unit. Tetapi menurut konsep Ordinal Utility maka yang penting adalah ranking dari masing-masing utility, yaitu dengan menunjukkan bahwa utility pada U1 adalah lebih kecil dari U2, U2 lebih kecil dari U3, dan dengan demikian utility pada U3 adalah lebih besar disbanding dengan utility U1. Berdasarkan konsep Ordinal Utility dapatlah dikatakan bahwa jika IC bergerak ke kanan atas, maka utilitynya akan bertambah besar. Pada IC 2 konsumen akan mempunyai utility yang lebih tinggi disbanding utilitynya pada IC1. Dengan demikian , konsumen lebih menyukai berada pada titik D,E, dan F pada IC2 karena memberikan utility yang lebih tinggi disbanding keadaannya pada titik-titik A,B, dan C pada IC1. Pada IC2 konsumen akan memperoleh barang X dan Y dalam jumlah yang lebih banyak disbanding pada IC1. Karenanya ia menjadi makin “puas”, Tidaklah mengherankan jika kon sumen akan selalu berusaha mencapai IC yang lebih “tinggi”, yaitu yang berada pada posisi paling kanan. Lebih lanjut dapat dikemukan bahwa konsep ini hanya berlaku jika X dan Y adalah “barang yang disukai” atau “goods”, di mana jumlah yang lebih banyak adalah lebih disukai disbanding jumlah yang lebih sedikit. Konsep ini tidak berlaku untuk barang yang “tidak disukai”.

Ciri- ciri Indifferen Curve (IC)
1. IC mempunyai slope atau kemiringan negatif.
Jika konsumen ingin menambah barang yang satu berarti dia harus mengurangi barang yang lain (karena barang ekonomi/langka) untuk tetap berada pada utility yang sama di satu IC.



Gambar III.8. Bukti “slope” Indeference Curve yang negatif

Barang Y

Y1

Y 
Y2

IC

X1 X2 Barang X

X

Bukti: Pada gambar III.8 diperlihatkan bahwa jika seorang konsumen mengurangi barang Y sebesar Y (yaitu dari Y1 menjadi Y2) maka ia dapat menambah barang X sebanyak X (yaitu dai X1 menjadi X2)
2. IC tidak boleh dan tidak bisa saling berpotongan satu dengan yang lainnya. Hal ini biasa dilihat melalui Gambar III.9.
Gambar III.9. Indifference Curve yang berpotongan
Y




A B IC2

C IC1

X

Keterangan :
Di sini terlihat bahwa makin kearah atas titik A (lihat panah keatas) maka utility atau “kepuasan” makin besar. Sedang kea rah bawah (lihat panah ke bawah) maka utility semakin kecil. Dari gambar di atas terlihat
- A = B pada IC 2

- A = C pada IC 1

-  makin ke atas makin besar

- hukum transitivitas B = C

- tetapi B > C

3. IC berbentuk cembung (convex) terhadap sumbernya (origin) hal ini disebabkan “Diminishing Marginal Rate of Subtitution” dari barang x untuk barang y Marginal Rate of Subtitution atau tingkat subtitusi marginal dari x untuk y adalah jumlah y yang bisa dikorbankan oleh seseorang konsumen untuk mendapatkan tambahan satu unit x dan tetap berada pada IC yang sama. Hal ini dapat dilihat pada Gambar III.10.








Gambar III.10. Diminishing Marginal Rate of Subtitution pada Indeference Curve

Y

IY A
B



C
IY D
IC



1/2X 2X X

Pergerakan dari titik A ke B dalam IC terjadi pada waktu konsumen ingin mendapatkan X yang lebih banyak dan untuk itu bersedia untuk mengurangi Y. Di sisni ditunjukkan bahwa ia bersedia mengurangi 1 unit Y untuk mendapatkan ½ unit X. Ia mau melakukan ini karena relatif masih mempunyai Y yang “banyak” dan X yang “sedikit” jumlahnya. Sebaliknya, pergerakan dari titik C ke D agak lain. Di sini ia mau mengorbankan 1 unit Y hanya kalau mendapat tambahan 2 unit X. Sedangkan tadi ia sudah mau melepaskan 1 Y hanya untuk tambahan ½ unit X. Ini menunjukkan bahwa makin ke bawah kurva IC, nilai subtitusi dari barang X terhadap barang Y makin kecil. Lama
kelamaan konsumen meminta jumlah X yang lebih besar sebagai subtitusi 1 unit barang Y yang dia korbankan.
4. IC selalu melalui setiap titik dalam ruang komoditi
Dapat dilihat pada gambar III.11. ini berarti bahwa IC ada di setiap tempat di ruang komoditi tersebut.
Gambar III.11. Indeference Curve ada di setiap ruang komoditi

Y


Ruang komodit


X
Keterangan :

Disetiap titik dalam ruang komoditi terdapat IC . Kumpulan IC disebut dengan Indifference Map.
Dalam gambar di atas ditunjukkan bahwa Indifference Curve memadati seluruh tempat dalam Ruang Komoditi. Dalam Ruang Komoditi terdapat Indifference Curvce dalam jumlah yang tak terhingga. Dapat dibayangkan bahwa kumpulan IC tersebut seakan-akan “berdempet” satu dengan yang lainnya dalam jarak yang sangat kecil , tanpa saling memotong dan tanpa saling bersinggungan satu dengan yang lainnya . Inilah yang dimaksud dengan setiap titik dalam Ruang Komoditi pasti akan dilalui oleh sebuah Indifference Curve. Secara teoritis, konsumen akan berusaha untuk mencapai indifference curve yang lebih tinggi (ke arah kanan atas) dalam Indifference Map tersebut.
7. Keadaan Optimum dari Konsumen
Seorang konsumen akan berada pada keseimbangan dengan memaksimumkan kepuasan dari pengeluarannya, yang dibatasi oleh pendapatan (I) dan harga-harga (Px serta Py) yang sudah tertentu “given”, akan terasa pada waktu IC bersinggungan dengan BL.
Merupakan hubungan antara :
- preferensi konsumen yang subyektif ( dan IC)
- keadaan konsumen yang obyektif (pendapatan dan harga barang yang tercermin dalam BL).
Keputusan konsumen pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 hal yaitu:
- Perubahan dalam harga
- Perubahan dalam pendapatan
Dalam melakukan keputusannya, konsumen akan berusaha meng-optimasikan utility atau “kepuasannya”. Keputusan konsumen didasarkan pada pilihan yang rasional. Pilihan rasional seorang konsumen tergantung pada preferense dan kesempatan yang dipunyainya. Seseorang yang rasional akan berusaha memnuhi prefernsinya berdasarkan kesempatan-kesempatan yang dipunyainya. Dia harus memilih prefrensi yang mempunyai utility yang maksimum. Ini penting, karena tingkah laku konsumen di Pasar merupakan pencerminan daripada keputusan-keputusan konsumen.
Secara geometris, penggambaran keadaan yang optimum dari konsumen dapat dilihat pada Gambar III.12. berikut.
Gambar III.12. Keadaan Optimum Konsumen (Keadaan Keseimbangan)

Y
I
Py B


E

IC2 = 2

A IC1 = 1

X
I
Px

Seperti biasa, di sini ada dua barang yaitu X dan Y.
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
I = pendapatan konsumen (Budget Line)
Rumus daripada pendapatan adalah: I = Px.X + Py.Y
Pendapatan (I) dapat dibelikan barang X dan Y, yang jumlahnya tergantung dari harga-harganya (Px dan Py)
Jika tidak membeli X maka X = 0 Jadi I = Py.Y
Y = I
Py
Jika tidak membeli Y maka Y = 0 Jadi: I = Px.X
X = I
Px

Dengan demikian, perpotongan Budget Line dengan sumbu tegak Y adalah I dan perpotongan BL dengan sumbu datar X adalah I
Py Px
Berdasarkan Budget Line yang dipunyai, konsumen dapat memilih kombinasi konsumsi di titik A atau B, karena masih dapat menaikkan Utility atau “kepuasan” dengan pindah pada Indifference Curve yang lebih tinggi. Titik A dan B berada pada IC1. Karena itu konsumen lebih baik pindah ke IC2 yang memberikan kombinasi jumlah barang X dan Y yang lebih banyak, serta utility yang lebih tinggi. Masalahnya adalah: titik kombinasi mana yang masih tetap berada pada IC2, tetapi sesuai dengan pendapatannya. Dari gambar terlihat bahwa titik kombinasi yang sesuai adalah titik E yang berada pada IC2 dan juga tetap berada pada Budget Line yang dipunyainya.

Analisa Secara Matematik

Rumus daripada pendapatan adalah : I = Px.X + Py.Y
Secara matematik, keadaan keseimbangan yang optimal dengan Fungsi Langrange
Fungsi utility :  =  (X,Y)
Pendapatan sebagai pembatas konsumen
I = Px.X + Py.Y I-Px.X-Py.Y = 0
Untuk memaksimumkan :
L =  (X,Y) + (I-Px.X-Py.Y)
L =  (X,Y) + I - Px.X-Py.Y
Untuk memaksimumkan, turunan pertama dari L di set = 0
L =  - Px = 0
x x

L =  - Py = 0
y y

L = I – Px.X – Py.Y = 0

maka

 = Px  = /x ……….. (1)
x Px

 = Py  = /y ……….. (2)
y Py

dari (1) dan (2)

/x = /y dimana: /x adalah Mx
Px Py /y adalah My

Sehingga

Mx=My keadaan optimum konsumen yang merupakan
Px Py keseimbangan konsumen di titik E.

Dirubah menjadi

Mx = Px
My Py

Mx = slope atau turunan pertama dari fungsi IC
My

Px = slope dari BL
Py

Slope dari Bl sesungguhnya adalah harga relatif dari barang x dan y, buktinya:



I = Px.X + Py.Y

Py.Y = - Px.X + I

Y = - Px.X + 1 – I
Py Py

Tanda negatif (-) menunjukkan arah slope dari kiri atas ke kanan bawah.
* Slope dari IC dan BL diperoleh dari Marginal Rate of Subtitution (MRS)
a. Pada Budget Line
Disini terdapat MRS pada pertukaran berdasarkan pendapatan yang dipunyai konsumen. MRS pertukaran = slope BL = harga relatif
Y = Px
X Py
MRS pertukaran menunjukkan berapa pengurangan dalam y yang dapat dilakukan untuk menambah x lebih banyak, dengan pembatas pendapatan (income) yang dipunyanya.
b. Pada Indefferen Curve
Disini terdapat MRS pada konsumsi berdasarkan utility yang dipunyai konsumen.
MRS konsumen = slope IC
Y = Mx
X My
MRS konsumsi menunjukkan berapa pengurangan dalam y yang mau dilakukan untuk menambah x lebih banyak, berdasar utility titik yang dipunyainya. Jadi disini dibicarakan subtitusi y dengan x yang mau dilakukan konsumen berdasarkan  tertentu. Keadaan optimal dari konsumen dapat tercapai kalu MRS pertukaran = MRS konsumsi atau Mx = Px
My Py

8. Garis Pendapatan - Konsumsi
adalah garis yang menunjukkan jumlah barang x dan y yang dapat dibeli pada berbagai tingkat pendapatan, dimana harga kedua barang tersebut tidak berubah.


Gambar III.1.3. Garis Pendapatan Konsumsi
Y
Garis pendapatan konsumsi
(Income Consumption Line)
C
B
A IC1 IC2 IC3

BL1 BL2 BL3 X
Titik A,B, dan C adalah titik-titik keseimbangan Konsumen, dimana IC menyinggung Budget Line. Jika harga X dan Y tetap, sedang pendapatan bertambah, maka BL1 akan naik menjadi BL2. Titik keseimbngan akan bergeser dari A ke B. Andaikata pendapatan naik lagi, maka keseimbangan yang baru akan terjadi di titik C. Kalau kita membuat garis yang menghubungkan titik A,B dan C tersebut, maka akan didapat suatu garis yang disebut Garis Pendapatan-Konsumsi (disebut Income Consumption Line atau Income Expansion Path).
Sebuah barang lebih diinginkan dibanding barang lain jika pendapatan meningkat.
Gambar III.14. dua pola dari Garis Pendapatan-Konsumsi
Y Y
Garis pendapatan IC1
Konsumen

IC1 IC2

IC2 Garis pendapatan
konsumen
(a) X (b) X
Keterangan : X = barang inferior X = Barang ultra superior
Y = barang ultra superior Y = barang inferior
Gambar III.14a. memperlihatkan bahwa jika pendapatan naik, maka di titik keseimbangan terlihat lebih banyak Y yang dibeli dan lebih sedikit X yang dibeli. Disini X disebut sebagai barang “inferior” atau inferior goods. Sedangkan barang Y disebut barang ”ultra superior”. Lebih dari dari seluruh kenaikan pendapatan dibelikan barang Y. Keadaan pada Gambar III.14.b. adalah sebaliknya. Barang X adalah “ultra superior” dan barang Y adalah “inferior”. Terlihat juga slope dari garis Pendapatan-Konsumsi negative.


9. Garis Harga Konsumsi
Garis harga konsumsi (Price Consumption Line) adalah garis yang menunjukkan reaksi pembelian konsumen jika ada perubahan harga satu barang, sedangkan harga barang lain dan pendapatan konsumen tidak berubah.
Gambar III.15. Garis Harga-Konsumsi

Y
Garis harga konsumsi
(Price-Consumption Line)



A B C IC3
IC2
IC1

BL1 BL2 BL3

X1 X2 X3 X

Keterangan: Harga barang x turun dari X1 ke X2 ke X3
Dengan asumsi pendapatan konsumen tidak berubah.

Pada gambar III.15. terlihat bahwa keseimbangan konsumen mula-mula berada pada titik A, yaitu pada budget line BL1 dan Indifference curve IC1. Misalkan harga barang X turun. Ini mengakibatkan bahwa jumlah barang X yang dapat dibeli makin bertambah banyak , yaitu dari X1 menjadi X2. Pada keadaan ini, budget line bergeser dari BL1 ke BL2. Titik keseimbangan konsumen yang baru ada pada titik B. Dalam gambar terlihat bahwa jika harga barang X turun lagi, maka titik keseimbangan konsumen yang baru berpindah pada titik C. Hal ini disebabkan karena BL2 bergeser ke BL3 akibat turunnya harga X tersebut. Suatu asumsi yang harus dicatat di sini adalah bahwa pendapatan konsumen tidak berubah.
Titik-titik A,B, dan C adalah titik-titik keseimbangan yang masing-masing berada pada IC yang makin lama makin tingi. Jika harga barang X turun, maka jumlah barang X yang dapat dibeli makin bertambah banyak. Konsumen akan mendapatkan utility atau “kepuasan” yang lebih besar, yang tercermin pada IC yang lebih tinggi. Dalam gambar dapat dilihat bahwa pada waktu BL1 bergeser menjadi BL2, konsumen tidak ingin tetap berada pada IC1. Ia akan mencarai IC yang lebih tinggi, yaitu IC2. Pada keadaan ini titik keseimbangan terjadi waktu IC2 bersinggungan (tangens) dengan BL2, yaitu di titik B. Di titik B ini konsumen mempunyai utility atau “kepuasan” yang lebih tinggi disbanding di titik A. Pada titik B konsumen dapat membeli sejumlah barang X dan Y yang lebih banyak disbanding dengan pada waktu ia masih berada di titik A. Lebih lanjut dapat dilihat bahwa keadaan yang sama terjadi proses perpindahan dari titik B ke titik C. Pada titik C, konsumen berada pada keadaan yang lebih baik disbanding keadaannya di titik B.





10. Hubungan Garis Harga-Konsumsi dengan Kurva Permintaan
Selain apa yang telah dikemukakan, sebetulnya makna yang terkandung dalam analisa Gambar III.15. dapat dijadikan dasar bagi analisa pembentukan kurva permintaan konsumen.
Gamabr III.16 Hubungan Garis Harga-Konsumsi dengan Kurva Permintaan

Y
10
Garis Harga-Konsumsi
(Price Consumpton line)
7

5
4 IC3


IC1 IC2


3 5 6 10 20 X

Pada hakekatnya, gambar III.16 adalah sama dengan gambar III.15. karena sama-sama menggambarkan Price Consumpton line. Tetapi pada gambar III.16 kita mencoba untuk menggambarkan informasi tabel di bawah ini.









Tabel III.2. Jumlah barang x dan y yang dibeli pada berbagai tingkat harga barang x

Pendapatan
(Rp) Harga Y
(Rp) Harga X
(Rp) Jlh Y yang dibeli (unit) Jlh X yang dibeli (unit) Tingkat Keseimbangan Konsumen
10.000,- 1000 2000 4 3 A
10.000,- 1000 1000 5 5 B
10.000,- 1000 500 7 6 C

Pada tabel III.2. dimisalkan pendapatan konsumen adalah Rp 10.000,- dan harga barang Y Rp 1000,- per unit. Pendapatan dan harga barang Y adalah konstan. Artinya tidak berubah.

Pada titik A konsumen memilih kombinasi :

4 unit Y x Rp 1000,- = Rp 4000,-
3 unit X x Rp 2000,- = Rp 6000,-

Jumlah pengeluaran Rp 10.000,-

Pada titik B harga barang X turun menjadi Rp 1000,- per unit dan konsumen memilih kombinasi:

5 unit Y x Rp 1000,- = Rp 5000,-
5 unit X x Rp 1000,- = Rp 5000,-

Jumlah pengeluaran Rp 10.000,-

Pada titik C harga barang X turun menjadi Rp 500,- per unit dan konsumen memilih kombinasi:
7 unit Y x Rp 1000,- = Rp 7000,-
6 unit X x Rp 500,- = Rp 3000,-

Jumlah pengeluaran Rp 10.000,-
Dalam contoh di atas terlihat adanya hubungan yang spesifik antara harga barang X dan jumlah X yang dibeli. Hubungan tersebut dapat dlihat melalui kolom-kolom (3) dan (5) pada tabel III.2. bedasarkan asumsi bahwa pendapatan konsumen tetap sebesar Rp 10.000,- dan harga barang lain (yaitu barang Y) tidak berubah, yaitu Rp 1000,- per unit. Selain itu, faktor utility atau “kepuasan” konsumen juga sudah diperhitungkan melalui pergerakan indeffirence curve dari IC1 ke IC2 dan akhirnya ke IC3.
Informasi tentang hubungan antara harga barang X dan jumlah yang diminta tersebut dapat dilukiskan dalam suatu gambar yang memperlihatkan kurva permintaan konsumen seperti pada gambar III.17 berikut.
Gambar III.17 Kurva Permintaan yang didasarkan dari kolom (3) dan (5) Tabel III.2.

Y

2000
A



1000 B
Kurva Permintaan

500 C



3 5 6 X
Kurva permintaan tersebut memperlihatkan bahwa jika harga barang X adalah Rp 2000,- per unit, maka jumlah X yang dibeli adalah 3 unit. Jika harga urun menjadi Rp 1000,- maka jumlah yang dibeli bertambah menjadi 5 unit. Sedangkan jika harga turun lagi menjadi Rp 500,- maka konsumen akan membeli sebanyak 6 unit. Dengan demikian, sebetulnya kurva permintaan tidak bisa terlepas dari budget line dan indifference curve. Ini terbukti dari apa yang digambarkan melalui Gambar III.16, Tabel III.2 serta gambar III.17. Apa yang digambarkan pada gambar III.17 adalah kurva permintaan dari suatu rumah tangga atau seorang konsumen.
11. Pengaruh Subtitusi dan Pendapatan
Perubahan Garis Perbelanjaan (Budget Line) jika terjadi penurunan harga barang X, sedangkan harga barang Y dan pendapatan tidak berubah, maka lebih banyak X yang dapat dibeli.
Gambar III.18. Perubahan Garis Perbelanjaan (Budget Line) jika terjadi penurunan harga barang X, sedangkan harga barang Y dan pendapatan tidak berubah
Y



Y2 B
Y1 A IC2
IC1
BL1 BL2

X1 X2
Keterangan: dua pengaruh yang menyebabkan pergeseran keseimbangan konsumen dari titik A ke titik B, kedua pengaruh tersebut :

- Pengaruh Subtitusi (Subtitution Effect)
- Pengaruh Pendapatan (Income Effect)
Gambar ….. Pengaruh Subtitusi dan Pengaruh Pendapatan (Hicks)
Y


A B IC2

C
IC1
BL1 BL2 BL3

X1 X2 X3 X

X1 – X3 = Pengaruh subtitusi , konsumen mensubtitusikan barang yang relatif mahal kepada barang yang relatif murah, tanpa melihat pendapatannya (Subtitution Effect).
X3 – X2 = Pengaruh pendapatan, pergeseran titik C ke B menyebabkan meningkatnya jumlah barang X yang dibeli karena pengaruh pendapatan (Income Effect).
Pada gambar III.19. kita coba untuk menghilangkan kenyataan bahwa pendapatan riil (pendapatan nyata) sekarang telah naik. Untuk itu, budget line BL2 ditarik sejajar ke bawah hinga menyentuh indifference curve sebelumnya, yaitu IC1. Kita namakan budget line yang sejajar BL2 dan menyentuh IC1 tersebut sebagai BL3. Dengan demikian, titik keseimbangan konsumen yang baru adalah titik C.
Dengan menggeser BL2 sejajar menjadi BL3, kita seolah-olah meniadakan kenaikan pendapatan riil konsumen yang didapat karena penurunan harga X (yaitu bergesernya BL1 menjadi BL2). Kita paksa konsumen untuk kembali pada tingkat utility semula (yaitu pada IC1) dan pada pendapatan riil semula. Di sini perlu diingat bahwa baik budget line BL1 maupun BL3, kedua-duanya memberi pendapatan riil yang sama, karena terletak pada tingkat utility atau “kepuasan” yang sama, yaitu pada indifference curve IC1 yang sama.
Keadaan yang agak berbeda antara titik keseimbangan A dan C adalah bahwa pada titik C sekarang, konsumen menghadapi harga relatif Px/Py yang sama dengan harga relatif pada BL2, tetapi tidak sama dengan harga relatif pada BL1. Harga relatif pada BL2 sudah mencerminkan keadaan harga X yang relatif lebih murah dibanding harga Y, akibat turunnya harga barang X.
Dengan demikian, keadaan di titik C memperlihatkan kenyataan bahwa harga barang X relatif sudah lebih murah dari harga barang Y, dibanding keadaan di titik A di mana belum terjadi penurunan harga barang X. kenyataannya bahwa barang X relatif lebih murah inilah yang menyebabkan konsumen mengadakan subtitusi barang yang sekarang menjadi lebih mahal (yaitu barang Y) kepada barang yang relatif lebih murah (yaitu barang X), dan tetap berada pada tingkat utility atau kepuasan yang sama. Sebagaiman dapat dilihat pada Gambar III.19. maka kenaikan jumlah barang X yang dibelinya adalah sebesar X1 – X3. Keadaan berubahnya X1 menjadi X3 inilah yang disebut sebagai Pengaruh Subtitusi (Subtitution Effect). Perlu kiranya diketahui bahwa perubahan X1 menjadi X3 adalah semata-mata karena konsumen mensubtitusikan barang yang relatif mahal kepada yang relatif murah. Jadi di sini sama sekali tidak ada pengaruh perubahan-perubahan pendapatan (income effect).
Kini marilah kita kembalikan kenaikan pendapatan riil akibat turunnya harga barang X. Budget line BL3 kita kembalikan menjadi BL2 lagi. Keseimbangan konsumen akan berada kembali di titik B. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pergeseran titik C ke titik B ( yang menyebabkan kenaikan jumlah barang X yang dibeli sebesar X3-X2) adalah karena pengaruh naiknya pendapatan. Inilah yang disebut dengan Pengaruh Pendapatan (income effect).


Gambar III.20. Pengaruh Subtitusi dan Pengaruh Pendapatan (Slutzky)
Y




A B
D IC3

IC1 IC2

BL1 BL2 BL3


X1 X3 X2 X

Keterangan : - X1 – X3 = pengaruh subtitusi
- X3 - X2 = pengaruh pendapatan
Gambar III.20. mempunyai banyak persamaan dengan Gambar III.19. dimana titik A, titik B, BL1 dan BL2 adalah serupa pada kedua gambar tersebut.
Melalui pendekatan Slutzky, secar hipotesis mula-mula kita geser budget line BL2 sejajar sehingga memotong titik A. Hal ini dilakukan untuk “meniadakan” pengaruh kenaikan pendapatan riil akibat turunnya harga X dan membuat konsumen berada pada titik sebelum adanya penurunan harga X tersebut. Kita sebut budget line hipotesis ini sebagai BL3. Di titik A terlihat bahwa BL3 tidak menyinggung (tetapi memotong) indiffrence curve IC1. Berdasarkan apa yang telah diuraikan dahulu mengenai sifat-sifat keseimbangan konsumen, kita mengtahui bahwa di titik A konsumen belum merasa optimum. Dia akan berusaha untuk mencapai indifference curve yang lebih tinggi dan yang menyinggung BL3, karena dengan demikian ia akan mendapat utility yang lebih tinggi. Keseimbangan konsumen yang baru dicapainya dan yang lebih tinggi ini adalah pada titik D, di mana BL3 bersinggungan dengan IC3.
Di titik D konsumen mengahdapi harga relatif yang tetap sama dengan titik B, dimana harga X relatif sudah lebih rendah dibanding sebelumnya (titik A0. Dengan demikian , pertanyaan yang timbul adalah: berapa jumlah X yang akan dibelinya pada waktu ia mempunyai BL3 (yaitu pada waktu pengaruh “kenaikan” pendapatan riilnya sudah “ditiadakan”. Meskipun BL3 memotong titik A, konsumen tidak mau membeli barang X sebanyak X1. Ini karena ia masih bisa beralih ke titik D yang memberikan utility yang lebih tinggi. Di titik D inilah dia merasa sudah mendapat keseimbangan yang baru, dan karena itu sekarang membeli barang X sebanyak X3. Keadaan perubahan dari X1 menjadi X3 inilah yang disebut sebagai pengaruh Sutitusi (Subtitution Effect) berdasarkan teknik Slutzky. Selanjutnya , bagaimana telah diuraikan dahulu, perubahan dari titik D ke B menyebabkan jumlah X yang dibeli menjadi lebih banyak. Perubahan ini adalah karena kita kembalika “pergeseran sejajar” dari budget line dari BL3 kembali kepada BL2 dan dengan demikian konsumen dapat kembali pada titik keseimbangan semula di titik B. Pada titik B konsumen telah “menerima kembali” pendapatan riilnya yang tadinya secara hipotetis kita geser ke bawah. Ia dapat kembali membeli X sebanyak X2. Perubahan X3 ke X2 disebut Pengaruh Pendapatan )Income Effect) oleh Slutzky.
RINGKASAN:
1. Preferensi/kecondongan seseorang/pilihan seseorang
Menurut Jack Hirsleifer “preferensi” mengikuti dua hukum yaitu :
a. Axioma Perbandingan
A dan B dibandingkan berdasarkan preferensi seseorang:
Contoh : A > B
B > A
A = B
b. Axioma Transitivitas
Apabila ada tiga kelompok barang A,B dan C
Contoh : A > B > C maka A > C
A = B = C maka A = C
2. Pengertian Kegunaan (utility)
Utility : suatu variabel yang besaran relatifnya menunjukkan arah dari preferensi.
Utility juga menggambarkan tingkat kepuasan.
Ada 2 (dua) konsep:
a. Cardinal Utility : dapat diukur secara kuantitatif dan mempunyai satuan unit ukur (dapat ditambah dan dikurangkan).
b. Ordinal Utility adalah : suatu konsep mengenai utility yang didasarkan pada preferensi, ranking atau urutan tertentu.
3. Konsep Marginal Utility yang makin berkurang adalah suatu hipotesa dasar dalam membicarakan utility.
4. Keseimbangan Konsumen: Kondisi bahwa suatu Rumah Tangga berusaha memaksimumkan utilitynya, baik untuk barang X maupun barang Y, akan terjadi kalau konsumsi untuk kedua barang itu adalah seimbang. Persamaan Konsumsi yang seimbang adalah pada waktu:
MUx = MUy
Px Py
5. Garis Perbelanjaan atau Budget line adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi dari 2 jenis barang yang tersedia dan dapat dibeli konsumen, pada suatu jumlah pendapatan tertentu, berdasar harga tertentu dari kedua barang tersebut.
6. Indifference Curve adalah suatu kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari jumlah 2 buah barang (misal barang X dan Y) yang memberikan “utility” atau kepuasan yang sama bagi seorang konsumen.
7. Garis Pendapatan – Konsumsi adalah garis yang menunjukkan jumlah barang x dan y yang dapat dibeli pada berbagai tingkat pendapatan, dimana harga kedua barang tersebut tidak berubah.
8. Garis harga konsumsi (Price Consumption Line) adalah garis yang menunjukkan reaksi pembelian konsumen jika ada perubahan harga satu barang, sedangkan harga barang lain dan pendapatan konsumen tidak berubah.

LATIHAN:
1. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Axioma Perbandingan?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Axioma Transitivitas?
2. Jelaskan apa yang dimaksud denganp engertian Kegunaan (utility)?
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Cardinal Utility ?
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Ordinal Utility ?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Konsep Marginal Utility yang makin berkurang ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Keseimbangan Konsumen ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Garis Perbelanjaan atau Budget line?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Indifference Curve?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Garis Pendapatan – Konsumsi ?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Garis harga konsumsi (Price Consumption Line) ?

DAFTAR PUSTAKA:
Kusumosuwidho, S. 1990. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Rineka Cipta. Jakarta.
DR. Boediono., 1982. Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta.





















BAB IV

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

















Pengertian mengenai hukum permintaan dan penawaran penting untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana bekerjanya sistem harga.
1. Teori Dasar Permintaan
Dalam permintaan, pengertian dari jumlah yang diminta (quantity demand) adalah sangat penting. Jumlah yang diminta adalah: banyaknya barang yang diharapkan untuk dibeli oleh seluruh rumah-rumah tangga pada suatu harga tertentu, dengan asumsi hal-hal yang lain (seperti harga barang lain, pendapatan konsumen dan selera) tidak berubah.
Jumlah tertentu yang diminta belum tentu sama dengan jumlah yang akhirnya dapat dibeli.
Jumlah yang diminta merupakan arus (flow) artinya kita harus memperhatikan jumlah yang diminta pada suatu waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah yang diminta adalah:
1. Harga dari barang itu sendiri contoh harga telur ayam
Meskipun factor ini mungkin kurang penting disbanding, misalnya, selera konsumen, tetapi dalam analisa kita justru harga barang itu sendirilah yang sangat menentukan jumlah yang diminta oleh konsumen.
2. Harga dari barang lain, terutama yang sejenis
Perubahan harga barang lain terhadap jumlah barang yang diminta, sebetulnya tergantung pada apakah barang lain itu merupakan barang subtitusi atau barang komplementer terhadap barang yang diinginkan untuk dibeli tersebut.
a. Barang subtitusi
adalah barang yang dapat memberi kepuasan penggunaan yang kurang lebih sama bagi si konsumen disbanding barang yang mula-mula diinginkan. Contohnya adalah kayu dan bamboo bagi pembangunan rumah sederhana di daerah pedesaan. Jika harga harga kayu untuk dinding naik, maka banyak orang di desa akan membangun dindingnya dari bambu.
b. Barang komplementer
adalah suatu barang yang cenderung dipergunakan bersama-sama dengan barang lain. Contohnya adalah kopi dengan diberi gula. Jika harga gula naik, maka permintaan akan gula menurun dan menyebabkan permintaan kopi juga turun.
3. Pendapatan rumah tangga
Jumlah uang yang dipunyai oleh rumah tangga sangat menentukan besarnya jumlah yang diminta.
4. Selera konsumen
Selera masyarakat sangat menentukan jumlah barang yang diminta. Dapat dikatakan bahwa setiap orang mempunyai selera yang berlainan.
5. Jumlah dan komposisi penduduk
Semakin besar jumlah penduduk semakin besar juga permintaan akan suatu barang, akan tetapi permintaan dapat terwujud jika mereka mempunyai daya beli. Jika daya beli meningkat, maka berarti bahwa jumlah yang diminta dapat ditingkatkan.
Kurva permintaan dari suatu barang yang diminta dapat kita lihat pada gambar dibawah ini:
Gambar IV.1. Kurva Permintaan











Kurva permintaan D adalah suatu garis yang mehubungkan berbagai titik, dimana setiap titik memperlihatkan kombinasi antara harga barang dan jumlah yang diminta. Semakin rendah (turun) harga semakin banyak barang yang diminta.


ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN

A. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Permintaan dan penawaran suatu barang dan jasa berkaitan dengan masalah barang dan jasa apa yang harus di produksi dan berapa jumlahnya. Dalam hal ini perlu diperhatikan interaksi-interaksi anatara pembeli dan penjual di pasar yang akan menentukan tingkat harga suatu barang dan jasa yang berlaku di pasar serta jumlah barang dan jasa tersebut yang akan di jual belikan di pasar. Interaksi tersebut dapat diterangkan dengan memahami Teori Permintaan dan Teori Penawaran
Teori Permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu komoditi (barang dan jasa) dan juga menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga serta pembentukan kurva permintaan. Di sisi lain Teori Penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan komoditi yang akan di jualnya.
Analisis permintaan dan penawaran merupakan alat yang penting untuk :
• Memahami respon harga dan kuantitas suatu komoditi terhadap perubahan variable-variabel ekonomi lainnya (misalnya variable perubahan teknologi, selera konsumen, harga komoditi lain, harga factor produksi);
• Menganilis interaksi yang kompetitif antara penjual dan pembeli dalam menghasilkan harga dan kuantitas suatu komoditi;
• Menetapkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen;
• Menganalisis efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah di pasar (seperti pengendalian harga, kouta, pajak, subsidi, penetapan upah minimum, insentif produksi, dll).
B. PASAR
Pasar adalah suatu institusi yang pada umumnya tidak berwujud secara fisik yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu komoditi (barang atau jasa). Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli akan menentukan tingkat harga suatu komoditi (barang atau jasa) dan jumlah komoditi yang diperjual belikan. Pasar di mana penjual dan pembeli melakukan interaksi dapat dibedakan menjadi pasar komoditi dan pasar factor. Pasar komoditi adalah interaksi antara para pembeli dan para penjual dari suatu komoditi dalam menentukan jumlah dan harga barang atau jasa yang di perjualbelikan. Pasar Faktor adalah interaksi antar para pengusaha (pembeli faktor-faktor produksi) dengan para pemilik factor produksi untuk menentukan harga (pendapatan) dan jumlah factor-faktor produksi yang akan digunakan dalam menghasilkan barang-barang dan jasa yang di minta masyarakat.
Sedangkan industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan komoditi yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar. Sebagai contoh industri mobil; terkait dengan berbagai perusahaan penghgasil mobil yang berada dalam pasar yang di analisis. Dalam kenyataannya, industri mencerminkan tinjauan dari sudut penawaran pasar suatu komoditi. Secara eksplisit definisi pasar sebenarnya telah menyatakan pembeli dan penjual yang seharusnya di ikut sertakan dalam suatu pasar ( luasnya pasar/extend of market). Luas Pasar adalah menunjukkan batas-batas dalam pengertian geografis maupun pengertian rangkaian komoditi yang dapat di masukkan ke dalamnya. Misalnya bila kita menyebut pasar untuk bensin, batas-batas geografisnya harus jelas, apakah yang dimaksud adalah kota Jakarta, Bandung atau seluruh Indonesia. Disamping itu harus terdapat kejelasan pula tentang rangkaian komoditi yang disebut, apakah bensin premium dan premix dapat di masukkan ke dalam pasar yang sama. Contoh lainnya apakah beras Cisadane, IR dan beras Rojolele dapat pula di masukkan dalam pasar yang baru.
Terkait dengan luas pasar adalah definisi pasar. Definisi pasar penting karena beberapa alas an berikut :
 Memberi informasi bagi manajemen akan perusahaan pihak-pihak yang merupakan pesaing nyata dan pesaing potensial untuk komoditi-komoditi yang berbeda atau yang sama dengan komoditi yang di usahakannya di kelak kemudian hari;
 Memberi acuan kepada pihak manajemen perusahaan tentang batas-batas dari sifat komoditi dan batas geografis pasarnya untuk keperluan penetapan harga, diskriminasi harga, penetapan anggaran belanja ataupun untuk keperluan investasi;
 Memberi masukan yang berharga bagi pemerintah dalam penetapan kebijakan yang terkait dengan kepentingan public, seperti misalnya apakah pemerintah mengizinkan atau menolak merger atau akuisisi perusahaan-perusahaan yang memproduksi komoditi-komoditi yang sama.

C. TEORI PERMINTAAN DAN KURVA PERMINTAAN
Komoditi-komoditi yang dikonsumsi mempunyai sifat yang khas sebagaimana yang terdapat dalam factor-faktor produksi yaitu semakin banyak komoditi tersebut dikonsumsi, maka kegunaan komoditi tersebut akan semakin berkurang. Dengan keadaan ini berarti pembeli akan bersedia membeli lebih banyak komoditi jika harga satuan dari komoditi tersebut menjadi lebih rendah.

1. Penentuan Permintaan
Permintaan seseorang atau masyarakat terhadap suatu komoditi ditentukan oleh banyak factor, seperti :
1. Harga komoditi itu sendiri
2. Harga komoditi lain yang berkaitan erat dengan komoditi tersebut
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
5. Citarasa masyarakat
6. Jumlah penduduk
7. Ramalan mengenai keadaan di masa mendatang dll.

Bila dinyatakan secara matematis, fungsi permintaan tersebut dituliskan sebagai berikut :

QD = f (harga, harga komoditi lain, pendapatan, corak distribusi pendapatan, citarasa masyarakat)

2. Peran Harga Komoditi
Dalam teori ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu komoditi terutama dipengaruhi oleh harga komoditi itu sendiri dengan asumsi bahwa factor-faktor lain tidak mengalami perubahan atau ceteris paribus.
Dalam hukum permintaan dihipotesiskan bahwa semakin rendah harga suatu komoditi semakin banya jumlah komoditi tersebut yang diminta, sebaliknya semakin tinggi harga suatu komoditi semakin sedikit komoditi tersebut diminta.
Hipotesis tersebut didasarkan atas asumsi :
 Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atas komoditi-komoditi lain dan menambah pembelian pada komoditi yang mengalami penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditi tersebut untuk membelinya. Penurunan harga suatu komoditi menyebabkan pendapatan riil para pembeli meningkat, dan itu mendorong konsumen yang sudah membeli komoditi tersebut untuk membeli lagi dalam jumlah yang lebih besar
 Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di samping itu, kenaikan harga menyebabkan pendapatan real para pembeli berkurang. Pendapatan riil yang merosot memaksa para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas berbagai jenis komoditi, terutama atas komoditi yang mengalami kenaikan harga.
Hubungan antara harga satuan komoditi yang mau dibayar pembeli dengan jumlah komoditi tersebut yang diminta pada berbagai tingkat harga dapat di sususn dalam suatu table yang dikenal dengan Daftar Permintaan. Data yang diperoleh dari daftar permintaan tersebut dapat digunakan pula untuk menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu komoditi dan jumlah komoditi tersebut yang diminta dalam suatu Kurva Permintaan.
Dalam melakukan analisis permintaan perlu disadari perbedaan antara istilah permintaan dan jumlah komoditi yang diminta. Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara harga dan jumlah jumlah komoditi yang diminta. Kurva permintaan (demand curve) menyatakan berapa banyak para konsumen bersedia membeli pada setiap harga per unit yang harus mereka baya.
Secara matematis hubungan antara jumlah yang diminta dan harga dapat dinyatakan sebagai berikut :

QD = QD (P)

Secara umum hubungan antara harga dan jumlah komoditi yang diminta mempunyai sifat hubungan yang terbalik (negative) sehingga pada umumnya kurva permintaan suatu komoditi bersudut negative terhadap sumbu horizontal. Naiknya nilai suatu variable diikuti oleh turunnya nilai variable yang satunya, sehingga kurva permintaan berbagai jenis komoditi pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

3. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas permintaan individu dan permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan berbagai individu terhadap komoditi tersebut pada setiap tingkat harga.

4. Pengaruh Faktor Bukan Harga terhadap Permintaan
Hukum permintaan hanya menekankan perhatiannya pada pengaruh harga suatu komoditi terhadap jumlah komoditi tersebut yang diminta. Dalam kenyataannya banyaknya permintaan suatu komoditi juga ditentukan oleh berbagai factor lain yang telah disebutkan sebelumnya. Berikut akan dibahas pengaruh factor-faktor tersebut terhadap permintaan suatu komoditi.
 Kaitan Suatu Komoditi dengan Berbagai Jenis Komoditi Lainnya, dalam hubungannya dengan permintaan akan suatu komoditi, kaitan suatu komoditi dengan berbagai jenis komoditi lainnya dapat dibedakan menjadi komoditi pengganti, komoditi penggenap dan komoditi netral (komoditi lain yang tidak memiliki kaitan sama sekali dengan komoditi yang dimaksud).
Komoditi pengganti adalah komoditi yang dapat menggantikan fungsi dari komoditi lain sehingga harga komoditi pengganti dapat mempengaruhi permintaan komoditi yang dapat digantikannya. Sebagai contoh adalah teh dan kopi bagi orang yang menyukai keduanya.
Komoditi penggenap adalah suatu komoditi yang selalu digunakan bersama-sama dengan komoditi lainnya. Sebagai contoh, gula adalah penggenap kopi bagi orang yang tidak menyukai kopi pahit.
Komoditi netral(neutral commodities) adalah komoditi yang tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan komoditi lainnya, sehingga perubahan permintaan atas salah satu komoditi tidak akan mempengaruhi permintaan komoditi lainnya. Sebagai contoh, pemakaian garam untuk bumbu masakan. Jumlah garam yang digunakan sebagai bumbu masakan tidak dipengaruhi oleh perubahan pendapatan konsumen yang bersangkutan.
 Pendapatan Para Pembeli, merupakan factor yang sangat penting dalam menentukan pola permintaan atas berbagai jenis barang. Atas dasar sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah, berbagai jenis barang dapat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu barang inferior, barang esensial, barang normal dan barang mewah.
Barang Inferior (inferior goods), adalah barang yang permintaannya justru berkurang jika pendapatan seseorang bertambah tinggi. Contohnya ketika seorang konsumen pendapatannya minim, ia terpaksa makan gaplek, tapi setelah pendapatannya meningkat ia akan mengganti gaplek dengan nasi.
Barang essensial adalah barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pada umumnya barang essensial terdiri dari kebutuhan pokok masyarakat. Contohnya beras dan air minum.
Barang normal adalah barang yang mengalami kenaikan permintaan seiring dengan naiknya pendapatan seseorang, sebaliknya jumlah permintaan berkurang bila pendapatan konsumen berkurang.
Barang mewah adalah jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka relative tinggi. Contohnya mobil sedan mewah dan permata. Barang mewah biasanya di beli masyarakat setelah kebutuhan primernya terpenuhi.
 Distribusi Pendapatan, bila konsentrasi pendapatan berada dikalangan kelas atas, permintaan akan komoditi-komoditi mewah maupun komoditi-komoditi sekunder akan meningkat. Bila konsentrasi pendapatan bergeser ke kelas bawah, permintaan akan komoditi-komoditi yang dibutuhkan oleh kelas bawah akan meningkat dan permintaan akan komoditi-komoditi mewah akan menurun.
 Jumlah Penduduk, pertambahan penduduk biasanya diikuti dengan perkembangan akan permintaan suatu komoditi karena dalam kondisi tersebut akan lebih banyak orang yang membutuhkan komoditi tersebut.
 Cita Rasa Masyarakat, bila selera konsumen akan suatu komoditi meningkat, permintaan akan komoditi tersebut akan meningkat. Sebaliknya , bila selera konsumen berkurang, permintaan akan komoditi tersebut menurun.
 Ramalan Mengenai Masa depan, perubahan-perubahan yang diramalkan mengenai keadaan di masa mendatang dapat mempengaruhi permintaan akan suatu komoditi. Bila prospek suatu komoditi di masa dating baik, maka permintaan akan komoditi tersebut akan naik, dan bila sebaliknya maka permintaan akan komoditi tersebut akan turun.

4. Perubahan Permintaan
Perubahan permintaan dapat dibedakan menjadi :
• Pergerakan sepanjang kurva permintaan
• Pergeseran kurva permintaan


Pergerakan sepanjang kurva permintaan. Perubahan permintaan sepanjang kurva permintaan terjadi bila harga komoditi yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan harga komoditi tersebut akan menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga komoditi mengurangi jumlah yang diminta

Pergeseran kurva permintaan. Pergeseran kurva permintaan ke kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh factor-faktor selain harga komoditi tersebut. Sebagai contoh, kenaikan pendapatan memungkinkan pembeli untuk menaikkan permintaan pada setiap tingkat harga bila harga komoditi yang dibeli tidak berubah sehingga akan menggeser kurva permintaan tersebut ke kanan.

D. TEORI PENAWARAN DAN KURVA PENAWARAN

Permintaan akan suatu komoditi yang tidak disertai dengan penawaran barang dan jasa tidak dapat mewujudkan transaksi di pasar. Permintaan baru dapat dipenuhi bila penjual menyediakan barang-barang maupun jasa yang diperlukan.
1. Penentu Penawaran

Penawaran komoditi pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh banyak factor, seperti :
1. Harga komoditi itu sendiri
2. Harga komoditi-komoditi lain
3. Biaya produksi
4. Tujuan dari perusahaan
5. Tingkat teknologi yang digunakan
6. Musim
7. Dll
Bila dinyatakan secara matematis, fungsi penawaran tersebut dituliskan sebagai berikut :

QS = f (harga, harga komoditi lain, biaya produksi, tujuan perusahaan, tingkat teknologi, dll)

2. Hubungan Antara Harga dan Penawaran

Pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu komoditi dan jumlah komoditi tersebut yang ditawarkan oleh para produsen dikenal dengan Hukum Penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga suatu komoditi, semakin banyak jumlah komoditi tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu komoditi, semakin sedikit jumlah yang ditawarkan oleh para penjual.
Uraian mengenai hubungan antara harga satuan dan jumlah komoditi X yang dihasilkan dan ditawarkan di pasar secara selayang pandang dapat digambarkan dalam suatu tabel yang menunjukkan jumlah penawaran pada berbagai tingkat harga. Tabel tersebut di namakan Daftar Penawaran. Atas dasar data yang terdapat pada daftar penawaran dapat dibuat Kurva Penawaran yang menunjukkan hubungan jumlah komoditi per satuan waktu yang mau dihasilkan dan dijual di pasar dengan harga satuan dari komoditi tersebut. Kurva penawaran (supply curve) menyatakan berapa banyak produsen bersedia menjual untuk tiap harga yang akan diterimanya di pasar. Hubungan antara jumlah yang ditawarkan dan harga dinyatakan secara matematis sebagai berikut :


QS = QS (P)

Dalam menganalisis penawaran perlu dibedakan antara penawaran dan jumlah komoditi yang ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu. Penawaran berarti keseluruhan dari kurva penawaran, sedangkan jumlah komoditi yang ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu menunjukkan jumlah komoditi yang hendak dijual pada suatu tingkat harga.

3. Perubahan Penawaran
Perubahan penawaran dapat dibedakan menjadi :
 Pergerakan sepanjang kurva penawaran yang diakibatkan oleh perubahan harga komoditi tersebut
 Pergeseran kurva penawaran yang diakibatkan oleh perubahan faktor-faktor lain diluar harga.

4. Pengaruh Faktor Bukan Harga terhadap Penawaran
 Harga Komoditi Lain
 Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi
 Tujuan Perusahaan
 Tingkat Teknologi
 Musim

E. PENENTUAN HARGA DAN JUMLAH YANG DIPERJUALBELIKAN
Harga pasar suatu komoditi dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari komoditi tersebut. Penentuan harga pasar tergantung dari penawaran, permintaan dan bentuk pasar di mana penawaran dan permintaan itu terjadi.
Analisis permintaan dan penawaran digunakan untuk menggambarkan mekanisme pasar. Tanpa campur tangan pemerintah, pemerintah dan penawaran dengan sendirinya akan mencapai keseimbangan harga dan jumlah komoditi yang diperjualbelikan.
Secara garis besar terdapat 2 bentuk pasar, yaitu bentuk pasar dengan persaingan murni (pure competition) dan bentuk pasar dengan persaingan tidak sempurna (imperfect competition).
Bentuk pasar dengan persaingan murni ditandai oleh sifat-sifat berikut :
 Komoditi yang diperjualbelikan haruslah homogen. Jadi dalam persaingan murni itu sejenis komoditi tertentu yang dijual oleh penjual-penjualnya harus sama dalam segala hal.
 Terdapat jumlah penjual atau pembeli yang amat banyak, sehingga jumlah yang dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah yang dijual oleh seorang penjual sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah yang ada di pasar, maka pembeli dan penjual tak akan bisa mempengaruhi harga pasar.
 Tidak ada penetapan-penetapa dari luar yang bersifat memaksa terhadap penawaran komoditi, permintaan komoditi ataupun terhadap harga dari komoditi yang diperjualbelikan.
 Terdapat mobilitas sumber-sumber daya, barang-barang atau jasa-jasa dalam aktivitas ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Sebagai pelengkap ada ahli-ahli yang membedakan antara bentuk pasar persaingan murni dan bentuk pasar persaingan sempurna (perfect competition). Pasar persaingan sempurna ialah bentuk pasar dengan pmurni ditambah dengan syarat di mana semua unit ekonomi mempunyai pengetahuan yang sempurna mengenai harga-harga.
Keadaan di pasar dikatakan dalam keseimbangan (equilibrium) bila jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu tingkat harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Keadaan keseimbangan dapat ditentukan dengan menggunakan angka dan menggunakan kurva permintaan dan penawaran.

1. Menentukan Keadaan Keseimbangan secara Grafik
Dengan cara ini keadaan keseimbangan (equilibrium) tercapai pada perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran. Pada titik ini jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan pada tingkat harga tersebut (market clearing).
Pada keadaan keseimbangan ini tidak ada tekanan terhadap harga dan jumlah untuk berubah lagi. Dalam realitanya penawaran dan permintaan tidak selalu berada dalam keadaan keseimbangan dan beberapa pasar mungkin tidak akan cepat mencapai keseimbangan apabila kondisi berubah tiba-tiba. Namun, kecenderungan pasar biasanya mengarah ke keseimbangan.

1. Menentukan Keseimbangan Secara Matematis
Untuk menentukan keseimbangan secara matematis terlebih dahulu harus diketahui fungsi permintaan dan penawaran untuk komoditi tertentu.

3. Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran pada Keseimbangan
Perubahn karena faktor-faktor lain di luar harga yang mempengaruhi permintaan atau penawaran akan menimbulkan perubahan keadaan keseimbangan. Terdapat 4 kemungkinan perubahan atau pergeseran tersebut adalah :
 Permintaan bertambah(kurva permintaan bergeser ke kanan)
 Permintaan berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri)
 Permintaan bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan)
 Penawaran berkurang (kurva penawaran bergeser ke kiri)
Secara umum perubahan keseimbangan yang terjadi dapat menempati salah satu dari 4 kemungkinan berikut :
1. Harga keseimbangan lebih tinggi dan kuantitas keseimbangan lebih rendah.
2. Harga dan kuantitas keseimbangan lebih tinggi
3. Harga dan kuantitas keseimbangan lebih rendah
4. Harga keseimbangan lebih rendah dan kuantitas keseimbangan lebih tinggi

F. SURPLUS PRODUSEN DAN SURPLUS KONSUMEN
1. Surplus Konsumen
Surplus konsumen menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli suatu komoditi. Keuntungan tersebut diperoleh oleh konsumen karena harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mereka mau bayarkan.
2. Surplus Produsen
Surplus produsen adalah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi pada suatu pasar komoditi. Keuntungan tersebut diperoleh mereka karena harga yang terbentuk di pasar melebihi harga yang mau mereka tawarkan pada tingkat penjualan tertentu.

G. KETIDAKSEIMBANGAN PASAR
Ketidakseimbangan pasar pada umumnya terjadi karena adanya intervensi pemerintah dalam penentuan harga pasar, baik dengan penetapan harga terendah (floor price) maupun harga tertinggi (seiling price).
Floor price adalah harga terendah yang ditetapkan pemerintah untuk komoditi-komoditi tertentu. Floor price pada umumnya diberlakukan untuk komoditi-komoditi yang strategis karena begitu banyak orang tergantung padanya, misalnya komoditi-komoditi pertanian. Penetapan harga ini dimaksudkan untuk menstabilkan pendapatan petani. Sebagai contoh, floor price gabah memberikan jaminan harga gabah yang memadai di atas harga pasar yang seharusnya berlaku, sehingga dengan demikian memberi dorongan pada para petani untuk berproduksi.
Sebagai konsekuensi dari penetapan floor price adalah :
 Menaikkan jumlah yang ditawarkan
 Mengurangi permintaan
 Menciptakan surplus di pasar
Alternatif yang ditempuh bila terjadi surplus, yaitu pemerintah membeli surplus tersebut dan ditampung dalam gudang. Alternatif lain ialah mengekspor surplus tersebut jika harganya mampu bersaing dengan harga komoditi yang sama di luar negeri.
Ceiling price adalah intervensi pemerintah dalam menentukan harga suatu komoditi yang ditujukan untuk melindungi konsumen dengan cara menentukan batas atas harga suatu komoditi. Dengan menentukan harga yang lebih rendah daripada harga yang seharusnya terjadi akan lebih banyak anggota masyarakat yang mampu membeli komoditi tersebut.
Dampak dari ceiling price ini adalah :
 Meningkatnya jumlah komoditi yang diminta
 Jumlah komoditi yang ditawarkan menurun
 Menimbulkan shortage di pasar

H. KESEIMBANGAN PASAR
Suatu pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) jika kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang menyebabkan perubahan. Keseimbangan terjadi pada saat kurva penawaran berpotongan dengan kurva permintaan, yaitu pada saat tujuan-tujuan pembelian para pembeli (konsumen) sesuai dengan tujuan para penjual (produsen).
Contoh: Pasar suatu barang akan mengalami keseimbangan pada tingkat harga Rp20.000 per kilogram dan kuantitasnya sebesar 300.000 unit per bulan, seperti yang ditunjukkan oleh skedul dibawah ini. Pada keseimbangan tersebut, kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta. Pasar tidak akan seimbang pada tingkat harga Rp10.000 karena para konsumen akan membeli 450 unit barang tersebut, sedangkan para penjual hanya akan membeli sebanyak 150.000 unit. Kekurangan penawaran tersebut mengakibatkan terjadinya persaingan para pembeli untuk menaikkan harga, tetapi pada tingkat harga Rp40.000 akan terjadi excess supply ( kelebihan penawaran), dimana kuantitas yang ditawarkan melebihi kuantitas yang diminta. Para penjual akan menurunkan tingkat harga karena ada persaingan diantara para penjual dalam penjualan.
Cara lain untuk menentukan harga dan kuantitas keseimbangan pada suatu pasar bisa juga dengan menggunakan persamaan permintaan dan penawaran. Pasar dapat ditunjukkan dengan persamaan berikut:
Permintaan : Qd = 100.000 – 5000P
Penawaran : Qs = 15.000P
Pada keadaan keseimbangan Qd=Qs, oleh karena itu,
Qd = 100.000-5.000P = 15.000P
= 100.000 = 20.000P
P* = 100.000/20.000 = Rp5
Q* = 15.000 x 5 = 75.000 unit
Tanda (*) menunjukkan keseimbangan.
Pasar persaingan sempurna bias berubah dengan adanya penentuan harga tertinggi, harga dasar, atau pajak tak langsung. Harga tertinggi yang efektif dapat mempertahankan harga dibawah harga keseimbangan. Harga tertinggi tersebut mengurangi kuantitas yang ditawarkan pada harga yang lebih rendah tersebut. Pemerintah melakuakan kebijakan harga beras merupakan suatu contoh harga tertinggi. Oleh karena itu, harga beras tidak akan melampaui tingkat tertentu.
Harga dasar yang efektif dapat mempertahankan harga diatas harga keseimbangan. Haraga dasar akan mengurangi kuantitas yang diperjual belikan dan meninbulkan kelebihan (surplus) jika penjual diperbolehkan untuk menghasilkan barang dalam jumlah yang mereka inginkan pada tingkat harga yang lebih tinggi tersebut.
Pajak tak langsung yang dikenakan pada suatu produk akan menaikkan harga produk tersebut dan menurunkan kuantitas produk tersebut yang dapat dijual. Pajak tak langsung adalah pajak yang dikenakan pada suatu barang seperti rokok, atau barang-barang konsumsi lainnya. Jika pajak tersebut dibebankan pada penjual (produsen), maka biaya produksi akan naik dan menggeser kurva penawaran kekiri. Jika pajak tersebut dibebankan pada para pembeli (konsumen) maka kurva permintaan akan bergeser kekiri, dan harga akan naik.

I. DAMPAK PAJAK PENJUALAN DAN SUBSIDI

Pajak penjualan adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah dan ditarik pada waktu terjadi jual beli suatu komoditi. Pajak penjualan dapat berbentuk persentase tertentu dari penjualan ataupun suatu besaran tertentu yang dikenakan untuk tiap unit komoditi yang terjual. Akibat adanya pajak penjualan adalah pembayaran yang lebih tinggi yang harus ditanggung oleh pembeli. Pengenaan pajak akan berdampak pada keseimbangan pasar.
Subsidi adalah pemberian pemerintah kepada para produsen dengan maksud meringankan beban pengeluaran (biaya operasional) produsen. Dampak dari subsidi adalah kebalikan dari pengenaan pajak, karena subsidi akan menurunkan harga. Pengenaan subsidi akan berdampak pada keseimbangan pasar.



1.1. Pergerakan dan Pergeseran Permintaan
Pergerakan (movement) dalam kurva permintaan yang sama adalah semata-mata disebabkan oleh perubahan harga barang itu sendiri, dimana perubahan harga inilah yang menyebabkan perubahan jumlah yang diminta.
Pergeseran kurva permintaan (shift in the demand curve) adalah jika terjadi perubahan jumlah yang diminta sebagai akibat diluar harga barang itu sendiri, pada tingkat harga yang sama jumlah yang diminta makin bertambah banyak atau lebih sedikit.

Gambar……. Pergeseran Kurva Permintaan
P

P1 G H P1
D2 D1 D1 D2

q1 q2 q1 q2
Pergeseran kurva permintaan Pergeseran kurva permintaan
Karena kenaikan pendapatan karena penurunan pendapatan
Rumah tangga Rumah tangga

Disebabkan : - perubahan pendapatan
- perubahan selera
- perubahan harga barang lain
2. Teori Dasar Penawaran
Penawaran atau supply suatu barang biasanya datang dari perusahaan. Salah satu faktor yang mendorong perusahaan untuk melakukan kegiatan produksi adalah untuk mendapatkan keuntungan (profit).
Jumlah yang ditawarkan adalah : jumlah tertentu dari suatu barang yang diharapkan untuk dijual oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah yang ditawarkan adalah:
1. Harga barang itu sendiri
Jika hal lain tidak berubah maka kenaikan harga barang itu sendiri akan menyebabkan produsen menaikan jumlah yang ditawarkan, lebih banyak barang yang ditawarkan apabila harganya naik.
2. Harga dari barang lain
dalam memproduksi barang, produsen juga melihat harga barang lain. Hal ini karena harga barang lain dapat memberikan petunjuk yang berguna apakah barang yang diproduksinya sekarang masih menguntungkan atau tidak.
3. Biaya faktor produksi (input) yang digunakan
Besarnya biaya produksi seperti dipengaruhi oleh harga faktor produksi (input) yang digunakan untuk memproduksi barang. Jika harga faktor poduksi naik, maka biaya produksi juga akan naik.
4. Tingkat pengetahuan dan teknologi
Proses produksi yang modern telah memungkinkan untuk memproduksi barang secara massal dengan harga yang rendah.
5. Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaanlah yang sangat dominan untuk menentukan jumlah yang ditawarkan. Dalam teori ekonomi mikro biasanya diasumsikan bahwa perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan (profit maximation).
Dalam teori dasar penawaran, mula-mula akan dibahas hubungan antara harga barang itu sendiri dengan jumlah yang ditawarkan (quanttty supplied). Di sini diasumsikan bahwa faktor-faktor lain di luar harga barang itu sendiri, adalah tidak berubah atau konstan. Berdasarkan ini dapatlah dibuat suatu asumsi bahwa jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan adalah hanya ditentukan oleh harga barang itu sendiri, ceteris paribus.



Tabel ……… Gambaran daftar penawaran telur ayam
Harga per kilo (Rp) Jumlah yang ditawarkan dalam sebulan (ribuan ton)
700 100
800 920
900 1550
1000 2000
1100 2300
1200 2450

Lebih lanjut, kita dapat kembali menggambarkan informasi tabel .. kedalam grafik. Grafik atau kurva penawaran (Supply Curve) pada Gambar ……. Adalah merupakan penggambaran Daftar penawaran dari Tabel …..
Gambar ….. Kurva Penawaran

Kurva penawaran (notasi S) adalah garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi antara harga barang dan jumlah yang ditawarkan.

2.1. Pergerakan Dan Pergeseran Penawaran
Pergerakan dalam kurva penawaran adalah perubahan jumlah yang ditawarkan yang disebabkan harga yang berbeda.
Pergeseran kurva penawaran (shift) adalah berubahnya jumlah yang ditawarkan tetapi bukan oleh karena perubahan dalam harga barang itu sendiri.
Gambar …….. Pergeseran kurva penawaran











Pada Gambar ….. terlihat bahwa pergerakan (movement) terjadi dari titik A ke B, dan seterusnya hingga titik F. Pergerakan ini terjadi hanya di dalam kurva S. Sedangkan contoh bergesernya kurva S dapat dilihat pada Gambar ….. berikut. Dalam contoh ini, misalkan kurva penawaran mula-mula adalah S1. Pada waktu terjadi kenaikan penawaran (supply) maka kurva bergeser ke kanan menjadi S2. Terlihat bahwa pada harga p1 jumlah yang ditawarkan mula-mula adalah q1. Setelah kurva penawaran bergeser ke S2 maka jumlah yang ditawarkan pada harga p1 bukan lagi sebanyak q1 tetapi naik menjadi q2. Sebaliknya jika terjadi penurunana penawaran maka kurva bergeser ke kiri, dari S1 menjadi S3. Jumlah yang ditawarkan pada harga p1 sekarangpun berkurang, yaitu dari q1 menjadi q3.
Pergeseran kurva penawaran mungkin disebabkan : biaya faktor produksi yang berubah, kemajuan teknologi yang dipakai perusahaan.

3. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran
Setelah membahas teori dasar permintaan (demand) dan penawaran (supply) secara terpisah, sekarang akan dibahas kedua kekuatan permintaan dan penawaran ini berinteraksi hingga dapat menentukan suatu harga keseimbangan di pasar persaingan (competitive market).
Tabel …… Penggunaan Daftar Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Jika Pendapatan Rata-Rata Rumah Tangga Rp 80.000,-/bulan

Harga/Kg Jumlah diminta/bln Jumlah ditawarkan/bln Kelebihan permintaan/penawaran per bulan
(Rp) (ribuan ton) (ribuan ton) (ribuan ton)
700 2200 100 2100 (excess demand)
800 1800 950 880(excess demand)
900 1550 1550 0(seimbang)
1000 1350 2000 650(excess supply)
1100 1250 2300 1050(excess supply)
1200 1200 2450 1200(excess supply)

Keterangan:
Excess Demand: kelebihan permintaan (demand) dibanding penawaran (supply)
Excess Supply: kelebihan penawaran (supply) dibanding permintaan (demand)
Pada harga Rp 900,-/kg telur ayam, terjadi keseimbangan (equilibrium) antara permintaan dan penawaran telur ayam. Harga sebesar Rp 900 tersebut dinamakan harga keseimbangan (equilibrium price) telur ayam di pasar tertentu tersebut.
Excess Demand (shortage): jika yang diminta lebih besar dari yang ditawarkan/kekurangan jumlah yang diminta
Excess Supply (surplus): jumlah yang ditawarkan lebih besar dari yang diminta/kelebihan jumlah yang ditawarkan.
Gambar …… Keadaaan keseimbangan antara permintaan dan penawaran telur ayam


Titik E : titik keseimbangan
Keterangan:
1. Apabila terjadi excess supply, maka ada kecenderungan penekanan harga untuk turun.
2. Apabila terjadi excess demand, maka ada kecenderungan harga untuk naik.
4. Hukum Permintaan Dan Penawaran
a. Keseimbangan antara Supply dan Demand yang telah dijelaskan, merupakan keseimbangan yang statis, yaitu keseimbangan yang terjadi pada suatu harga serta jumlah barang tertentu dan yang diasumsikan idak akan berubah atau mengalami pergerakan
b. Proses perubahan dari suatu keseimbangan ke keseimbangan yang lain adalah proses yang dibahas dalam analisis dinamis dan tidak dibahas dalam analisis statis.

Ada 4 kemungkinan pergeseran kurva, yaitu:
A. Kenaikan permintaan akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke kanan
B. Penurunan permintaan akan menyebabkan bergesernya kurva permintaan ke kiri
C. Kenaikan penawaran akan menyebabkan bergesernya kurva penawaran ke kanan
D. Penurunan penawaran akan menyebabkan bergesernya kurva penawaran ke kiri
Metode yang biasa digunakan untuk menganalisis berbagai pengaruh dari pergerakan kurva-kurva tersebut adalah Metode Perbandingan Statis (Comparative Static). Analisis ini dimulai dari titik E (keseimbangan).
Bunyi Hukum Permintaan dan Penawaran
a. Suatu kenaikan dalam permintaan barang tertentu akan menyebabkan kenaikan, baik dalam harga keseimbangan maupun dalam jumlah keseimbangan yang diperdagangkan
b. Suatu penurunan dalam permintaan barang tertentu akan menyebabkan penurunan, baik dalam harga keseimbangan maupun dalam jumlah keseimbangan yang diperdagangkan.
c. Suatu kenaikan dalam penawaran barang tertentu akan menyebabkan penurunan, dalam harga keseimbangan dan kenaikan dalam jumlah keseimbangan yang diperdagangkan.
d. Suatu penurunan dalam penawaran barang tertentu akan menyebabkan kenaikan dalam harga keseimbangan dan penurunan dalam jumlah keseimbangan yang diperdagangkan.





Gambar ….. Penggambaran Hukum permintaan dan Penawaran








( a ) (b)
Pada Gambar …a. Terlihat bahwa keseimbangan mula-mula berada pada titik E1 dengan harga keseimbangan sebesar p1 dan jumlah keseimbangan sebesar q1. kemudian terjadi kenaikan permintaan yang tercermin dalam bergesernya kurva permintaan D1 kekanan menjadi D2. Akibat naiknya permintaan ini, keadaan keseimbangan berubah menjadi E2 dimana harga keseimbangan naik dari p1 menjadi p2 dan jumlah keseimbangan naik dari p1 menjadi p2 dan jumlah keseimbangan juga naik dari q1 menjadi q2. Disini terlihat bahwa jika terjadi kenaikan pemintaan maka akan menyebabkan kenaikan hara keseimbangan dan kenaikan dalam jumlah keseimbangan.
Pada gambar …b. kita kita akan membicarakan mengenai pergeseran kurva penawaran. Keadaan keseimbangan mula-mula berada pada titik E1, dengan harga keseimbangan sebesar p1 dan jumlah keseimbangan sebesar q1. Kemudian terjadi kenaikan penawaran oleh produsen yang tercermin dengan bergesernya kurva penawaran kekanan. Posisi keseimbangan akan beralih dari E1 menjadi E2 dan harga serta jumlah keseimbangan akan beralih dari p1 menjadi p2 dan q1 menjadi q2. Dapat lah dikatakan bahwa jika terjadi kenakan penwaran maka harga keseimbangan akan turun dan jumlah keseimbangan akan naik.
5. ELASTISITAS PERMINTAAN
a. Elastisitas harga dari permintaan (Price elasticity of demand)
dimaksudkan untuk mengukur kepekaan perubahan permintaan terhadap perubahan harga.
Koefisien elastisitas (Exx): mengukur persentase perubahan dalam jumlah yang diminta (quantity demand) dari suatu barang yang disebabkan oleh persentase perubahan tertentu dalam harga barang tersebut, pada suatu waktu tertentu.
Persentase perubahan dalam jumlah yang diminta
Exx =
Persentase perubahan dalam harga barang itu sendiri



Hubungan antara harga dan jumlah berlawanan, karena itu tandanya negatif (-).

- Q/Q -Q.P
Exx = =
- P/P -P.Q

Elastisitas antara 2 titik (Arc Elasticity):

-Q (P1 + P2)/2 P1 = titik awal
Exx =
-P (Q1 + Q2)/2 P2 = titik kemudian



Contoh Daftar Permintaan Elastisitas Harga Dari Permintaan
Titik Harga(Rp) Jumlah Yang Diminta
A 4 0
B 3 100
C 2 200
D 1 300
E 0 400

Dari titik A ke B:

100 X (4+3)/2
Exx = = 7
1 X (0 + 100)/2

Dari titik D ke E:
100 X (1+0)/2
Exx = = 0,143
1 X (300 + 400)/2

Dari titik B ke D:
200 X (3+1)/2
Exx = = 1
2 X (100 + 300)/2






Keterangan:
Apabila kurva permintaan merupakan garis lurus (linear):
- titik C > 1 (elastic)
- titik C = 1 (unitary elastic)
- di bawah titik C < 1 (inelastic)
a) Elastic : persentase perubahan dalam jumlah yang diminta adalah lebih besar dibanding persentase perubahan dalam harga barang itu sendiri.
b) Inelastic : persentase perubahan dalam jumlah yang diminta adalah lebih kecil dibanding persentase perubahan dalam harga barang itu sendiri.
c) Unitary elastic : persentase perubahan dalam jumlah yang diminta adalah lebih besar dibanding persentase perubahan dalam harga barang itu sendiri
Hrg Exx=0









b. Elastisitas Pendapatan dari Permintaan
Em: mengukur persentase perubahan dalam barang yang dibeli konsumen (Q/Q) yang disebabkan oleh suatu persentase tertentu dari perubahan pendapatan konsumen (M/M), pada suatu waktu tertentu.
% perubahan dalam jumlah yang diminta
Em =
% perubahan dalam pendapatan konsumen

Q/Q Q . M
Em = =
M/M M . Q

Keterangan:
Jika:
c. Em mempunyai tanda negatif (-) berarti barang rendahan (inferior good)
d. Em mempunyai tanda positif (+) berarti barang normal (normal good)
e. Em > 1 berarti barang mewah (luxury good)
f. Em < 1 berarti barang yang mempunyai keharusan untuk dibeli (necesity good)
C. Elastisitas Antar Barang Dari Permintaan
Untuk mengukur kemungkinan substitusi antara barang yang satu dengan barang yang lain.
% perubahan dalam jumlah yang diminta pada barang tertentu (barang x)
Em =
% perubahan dalam harga barang yang lain (barang y)



Qx/Qx Qx . Py
Em = =
Py/Py Py . Qx

Keterangan :
Jika Exy positif berarti barang x dan y adalah barang substitusi
Jika Exy negatif berarti barang x dan y adalah barang komplementer
Jika Exy nol berarti barang x dan y adalah barang independent
D. Elastisitas Penawaran
Mengukur persentase perubahan dalam jumlah yang ditawarkan (Q/Q) yang disebabkan oleh % dalam harga barang tersebut (P/P) pada suatu waktu tertentu.

% perubahan dalam jumlah yang ditawarkan
Em =
% perubahan dalam harga barang itu

Q/Q Q . P
Em = =
P/P P . Q




Es  1
Es = 1

S1 Es1

S2 S3


Keterangan:

- Es  1 (elastic)
- Es = 1 (unitary elastic)
- Es  1 (inelastic)
Jika kurva penawaran merupakan garis tegak : elastisitasnya nol
Jika kurva penawaran merupakan garis datar : elastisitasnya tidak terhingga.
RINGKASAN
1. Jumlah yang diminta adalah: banyaknya barang yang diharapkan untuk dibeli oleh seluruh rumah-rumah tangga pada suatu harga tertentu, dengan asumsi hal-hal yang lain (seperti harga barang lain, pendapatan konsumen dan selera) tidak berubah.
2. Kurva permintaan (D} adalah suatu garis yang mehubungkan berbagai titik, dimana setiap titik memperlihatkan kombinasi antara harga barang dan jumlah yang diminta. Semakin rendah (turun) harga semakin banyak barang yang diminta.
3. Jumlah yang ditawarkan adalah : jumlah tertentu dari suatu barang yang diharapkan untuk dijual oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
4. Keseimbangan permintaan dan penawaran adalah kekuatan permintaan dan penawaran ini berinteraksi hingga dapat menentukan suatu harga keseimbangan di pasar persaingan (competitive market).
5. Elastisitas harga dari permintaan (Price elasticity of demand)
dimaksudkan untuk mengukur kepekaan perubahan permintaan terhadap perubahan harga.
6. Elastisitas Pendapatan dari Permintaan : mengukur persentase perubahan dalam barang yang dibeli konsumen (Q/Q) yang disebabkan oleh suatu persentase tertentu dari perubahan pendapatan konsumen (M/M), pada suatu waktu tertentu.
7. Elastisitas Antar Barang Dari Permintaan: untuk mengukur kemungkinan substitusi antara barang yang satu dengan barang yang lain.
8. Elastisitas Penawaran : mengukur persentase perubahan dalam jumlah yang ditawarkan (Q/Q) yang disebabkan oleh % dalam harga barang tersebut (P/P) pada suatu waktu tertentu.
LATIHAN:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jumlah yang diminta?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kurva permintaan (D)?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan jumlah yang ditawarkan?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan permintaan dan penawaran?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Elastisitas harga dari permintaan (Price elasticity of demand)?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Elastisitas Pendapatan dari Permintaan.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Elastisitas Antar Barang Dari Permintaan?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Elastisitas Penawaran?














BAB V.

TEORI PRODUKSI DAN BIAYA












Faktor-faktor Produksi : 1. Tenaga Kerja (labor)
2. Tanah (land)
3. Modal (capital)
4. Kewirausahaan
1. Arti Perusahaan dalam teori ekonomi mikro:
Perusahaan adalah : suatu organisasi yang membeli dan menyewa sumber-sumberdaya, memproduksikannya melalui suatu proses produksi, dan kemudian menjual barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya kepada pihak lain.
Perusahaan disebut juga produsen : suatu unit ekonomi yang memprodusir barang-barang konsumsi akhir.
Pengertian dari perusahaan adalah sebagai suatu unit ekonomi yang mempunyai karakteristik meng-organisir produksi dalam suatu perekonomian modern .
Pengertian dari Produksi adalah : Setiap penggunaan sumberdaya yang dimaksudkan untuk mengganti atau merubah bentuk suatu komoditi menjadi komoditi yang lain, pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Komoditi : barang dan jasa.
2. Peranan Pertukaran
Pertukaran hanya dapat dilakukan kalau paling sedikit ada dua pihak yang saling membutuhkan dan bersedia mengadakan pertukaran dari apa yang dimilikinya.
Biaya transaksi adalah : seluruh biaya-biaya yang dibutuhkan agar supaya pertukaran dapat terjadi.
Biaya transaksi tergantung pada :
1. Jumlah transaksi yang dibuat disuatu waktu tertentu
2. Besarnya barang yang diperdagangkan disuatu waktu tertentu.
3. Jumlah barang pertransaksi.
3. Tujuan Perusahaan
Perusahaan diasumsikan bertujuan mendapatkan keuntungan yang maksimum
Π = Total Revenue (TR) – Total Cost (TC)
Keputusan-keputusan perusahaan antara lain :
a. Apa yang harus diprodusir oleh perusahaan
b. Bagaimana cara memprodusir barang tersebut
c. Berapa banyak yang harus diprodusir
d. Berapakah harga yang harus ditawarkan kepada pembeli
Π = Total Revenue (TR) – Total Cost (TC)
TR : harga X jumlah yang dijual perusahaan = p x q
TC : biaya rata-rata perunit X jumlah
: Average Total Cost x jumlah = ATC x q
Total Cost (TC) terdiri dari paling sedikit 4 komponen:
TC = C1 + C2 + C3 + C4
Dimana :
C1 = pembiayaan kepada pemilik sumberdaya yang dipergunakan oleh perusahaan secara fisik.
C2 = biaya kesempatan yang hilang akibat tidak mempergunakan kesempatan pada alternatif yang terbaik (opportunity cost) dari pemilik perusahaan dan pengelola (managers).
C3 = Oppurtunity cost dari pemilik modal
C4 = Biaya tetap (fixed cost) perusahaan
Dalam teori ekonomi yang dimaksud keuntungan adalah keuntungan secara ekonomis yaitu penerimaan dari hasil penjualan dikurangi dengan oppurtunity cost seluruh sumberdaya yang dipergunakan untuk membuat barang tersebut.
Konsep Oppurtunity cost mengatakan bahwa biaya untuk menggunakan sesuatu hal adalah keuntungan/kesempatan yang hilang akibat tidak menggunakan pada alternatif tindakan yang terbaik.
Biaya (cost) untuk suatu perusahaan yang memprodusir barang adalah nilai (value) dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan untuk memprodusir output.
4. Pengertian Biaya Perusahaan
Suatu faktor produksi akan mempunyai nilai atau harga kalau bergunan dalam proses produksi. Kalau tidak berguna maka tidak mempunyai nilai atau harga.
Biaya kesempatan yang hilang (oppurtunity cost) : kesempatan yang kita korbankan karena kita mengambil kesempatan yang lain.
Di dalam biaya juga dikenal adanya efisiensi, ada 2 :
1. Efisiensi secara teknis : bagaimana menggunakan input yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan output yang sebesar-besarnya.
2. Efisiensi secara ekonomi : metode produksi yang mempunyai biaya yang paling rendah.
Pengertian dari Economic profit : penerimaan – oppurtunity cost dari seluruh resources atau keuntungan secara akuntansi – normal profit
Normal profit : keuntungan yang dianggap sebagai pendapatan dari penanggung risiko (seperti pemilik modal), yaitu sisa yang tertinggal setelah dibayarnya seluruh oppurtunity cost input yang dipakai oleh perusahaan (diterima enterpreneur).
Enterpreneur: pemilik/pengelola dari sebuah perusahaan, fungsinya:
a. Menyediakan modal bagi perusahaan
b. Mengorganisir produksi dengan membeli dan mengkombinasikan berbagai input
c. Memutuskan beberapa tingkat output, sehubungan dengan perkiraan dan pengetahuannya mengenai permintaan (demand).
d. Menanggung risiko yang berhubungan dengan aktivitas produksi ini. Risiko ini harus ditanggung karena sumberdaya harus sudah terikat pada produksi sebelum outputnya daripada dijual.
5. Bentuk-bentuk Perusahaan
a. Perusahaan Perseorangan
Cirinya :
- semua kebijaksanaan dan keputusan ditentukan pemilik
- tanggung jawab tidak terbatas
- modal sendiri dan terbatas
- keuntungan dinikmati sendiri
contoh : warung, toko kelontongan dll.
b. Perusahaan Kerjasama
Cirinya:
- dua orang atau lebih pemilik bergabung untuk menjalankan suatu perusahaan
- setiap pemilik dapat mengambil keputusan dan bertanggng jawab tidak terbatas
- pengembangan modal tidak besar
- adanya kepercayaan antar pemilik
contoh : Kantor Akuntansi, Kantor Pengacara dll.
c. Perusahaan Badan Hukum
- perusahaan besar
- dimiliki sekelompok orang dan memiliki saham (aktif dan pasif)
- tanggung jawab sebesar saham
- terpisah antara kekayaan pribadi dan kekayaan perusahaan
- pelaksanaan oleh Direksi dan pengawasan Dewan Komisaris
contoh : PT
6. Jangka Waktu Pengambilan Keputusan
a. Jangka waktu sangat pendek
- semua faktor produksi yang dimiliki perusahaan jumlahnya sudah tertentu dan kombinasi penggunannya tidak dapat diubah
- teknologi tetap
b. Jangka waktu pendek
- jangka waktu dimana paling sedikit masih ada satu faktor produksi yang fixed, sedangkan faktor yang lain variabel.
- teknologi tetap
c. Jangka waktu panjang
- jangka waktu dimana keputusan yang diambil perusahaan berdasarkan keadaan bahwa semua faktor produksiyang dipakai tidak lagi tetap
- teknologi tetap
d. Jangka waktu sangat panjang
- semua faktor produksi varaibel
- teknologi berubah

7. Pilihan Produksi Dalam Jangka Pendek
3 macam perhitungan hasil produksi :
a. Total Product (TP) : jumlah output yang diprodusir selama suatu periode waktu tertentu dengan mempergunakan semua faktor produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi tersebut.
b. Average Product (AP) : total product (TP) dibagi dengan faktor produksi yang variabel.
AP = TP
L
c. Marginal Product (MP) : perubahan dalam TP jika kita menggunakan tambahan 1 orang tenaga kerja (L), dimana faktor tenaga kerja disini adalah variabel.
MPL = TP
L
Fungsi Produksi
Adalah : hubungan atau persamaan matematika yang menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat diprodusir jika kita mempergunakan sekelompok input, ceteris paribus.
Q = f (K,L)
Jika dalam waktu pendek Q = f (K,L)
Keterangan : Q = tingkat output per suatu periode tertentu
K = nilai modal per suatu periode tertentu
L = nilai tenaga kerja per suatu periode tertentu







Gambar: Kurva Fungsi Produksi
TP
A = titik produksi maksimum
TP
Tahap I Tahap II Tahap III




L

TP

B = titik diminishing marginal productivity
C = titik diminishing average productivity

D AP
L
MP
Keterangan:
- Total produksi mula-mula naik hingga mencapai titik maksimum (titik A) kemudian menurun, jika jumlah ditambah terus, TP akan naik, tetapi setelah mencapai maksimum (titik A) maka penambahan tenaga kerja tidak akan menaikan TP tetapi justru menurunkannya.
- Kurva AP mula-mula naik dan setelah mencapai titik puncak (titik C) akan mulai menurun lagi.
Titik tertinggi kurva AP (titik C) disebut “titik diminishing average productivity” karena produk rata-rata setelah titik ini mulai menurun.
- Kurva MP mula-mula naik dan akan turun setelah mencapai titik puncak (titik B) dan disebut diminishing marginal produvtivity.
Pada waktu kurva MP turun maka akan berpotongan dengan AP pada titik puncaknya.
- Tahapan yang menarik untuk berproduksi bagi produsen yang rasional adalah tahap I dan II, pada tahapan ini TP masih naik.
- Pada tahapan III terlihat TP sudah mulai menurun, produsen yang rasional tidak mau berproduksi pada tahap ini.
8. Biaya dalam Jangka Pendek
Dalam jangka pendek perusahaan diasumsikan tidak dapat mempengaruhi harga faktor produksi yang dipergunakannya. Harga faktor produksi sudah ditentukan oleh keadaan di pasar faktor produksi dan merupakan hal yang ‘given’ bagi perusahaan.
a. Biaya Total (TC) : seluruh biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi sejumlah output tertentu.
a.1 Biaya Total tetap (TFC) : sejumlah biaya tertentu yang sudah tetap dan pasti harus dibayar perusahaan, berapapun besarnya output yang diprodusir.
Contoh : sewa tanah/gedung, gaji direktur
a.2 Biaya Total berubah (TVC) biaya yang berubah bersama dengan perubahan tingkat output.
Contoh : tenaga kerja, bensin untuk mesin
b. Biaya Total Rata-rata (AC) : Biaya total dibagi dengan jumlah output yang diprodusir .
AC = TC biaya perunit
Q

b.1 Biaya Rata-rata Tetap (AFC): biaya rata-rata tertentu yang sudah tetap dan pasti harus dikeluarkan perusahaan, berapapun besarnya output yang diprodusir.
AFC = TFC lebih banyak output maka AFC akan q semakin menurun

b.2 Biaya Rata-rata Berubah (AVC) : biaya rata-rata yang berubah besarnya pada waktu terjadi perubahan tingkat output.
AVC = TVC
Q

c. Biaya Marginal (MC) : perubahan TC yang disebabkan oleh perubahan tingkat produksi dengan satu unit
MC = ΔTC Δq = 1 unit
Δq












Gambar: Kurva Biaya


Rp TC
S TVC
R R
D

0
q1 q2 q3 Q
Biaya/Q MC
AC
AVC

AFC

q1 q2 q3 Q
Keterangan :
- pada output = 0 TFC = OF
- TVC = TC - TFC
- jarak antara kurva TC dan TVc adalah selalu sebesar jarak titik OF
- kurva MC berbentuk U
- MC memotong kurva AC dan Avc pada titik terendah
- Pada titik minimum AVC produk rata-rata per tenaga kerja adalah maksimum
- output q3 = kapasitas produksi

9. Biaya Dalam Jangka Panjang
a. Dalam jangka panjang tidak ada lagi faktor produksi yang tetap
b. Sekarang kita terlibat dalam pemilihan mengenai kombinasi mana yang baik untuk memproduksi output yang diinginkan.
c. Untuk mencapai tujuan perusahaan maka pengusaha harus mengadakan subtitusi antara satu faktor dengan faktor yang lainnya, selama MP dari satu faktor lebih kecil dibanding MP faktor yang lainnya tersebut selama MP kedua faktor belum sama.
MPK = MPL dimasukan unsur harga MPK = MPL
PK PL
- Jika misalnya keadaan yang sama tersebut belum tercapai, maka perusahaan harus mengadakan subtitusi diantara keduanya untuk mendapatkan biaya minimum.
- Dalam jangka panjang maka kurva biaya rata-rata jangka panjang (ACLR) adalah merupakan penggabungan dari kurva-kurva AC jangka pendek.
Kurva Ac jangka panjang tidak menyinggung semua titik terendah, hanya AC3 saja, karena kurva AC yang lain ternyata memberikan biaya rata-rata yang lebih rendah pada output yang lebih banyak.
Biaya rata-rata (Rp)
AC1
AC2 AC4
AC3
ACLR
Q output
Keterangan :
Berdasarkan gambar maka dalam jangka panjang, perusahaan akan memilih berproduksi pada output sebesar q, dimana biaya rata-rata jangka panjang yang terendah.
Ada 3 kemungkinan:
1. Decreasing cost (increasing return to scale): kita akan mendapatkan biaya rata-rata yang lebih rendah kalau memprodusir output lebih banyak (sebelum q).
2. Increasing Cost (decreasing return to scale): pada tingkat output yang lebih besar dari q maka perusahaan akan menghadapi biaya rata-rata yang lebih besar.
3. Constant return to scale: perusahaan akan mendapatkan biaya rata-rata yang konstan untuk suatu jarak tertentu di sekitar output q.
10. Produksi Dalam Jangka Panjang
- Di dalam jangka panjang, semua faktor produksi adalah berubah (variabel)
- Di sini kita memakai analisa isoquat. Sebuah isoquant menunjukkan kombinasi-kombinasi yang berbeda dari faktor produksi K dan L, dimana pada kombinasi tersebut perusahaan dapat memproduksi suatu jumlah output tertentu.
- Isoquant menunjukkan keseluruhan kemungkinan dari efisiensi secara teknis yang mungkin untuk memproduksi suatu output tertentu. Kumpulan dari isoquant disebut isoquant map.


K


Isoquant


L
Keterangan :
- jika kita menaikan penggunaan satu faktor maka kita harus mengurangi faktor yang lain, selama output kita tetap.
- slope isoquant ΔK MRS
ΔL
Isocost (BL) : suatu garis yang memperlihatkan kombinasi yang berbeda dari faktor produksi yang dapat dibeli oleh perusahaan, pada tingkat biaya tertentu dan harga faktor tertentu pula.
K
K1
Kurva isocost slope negatif

0 L1 L
Persamaan isocost : C = PL.L + PK.K
Jika terjadi perubahan kombinasi : C = PL.ΔL + PK. ΔK
Slope Isocost : ΔK = - PL
ΔL PK

Mencerminkan harga relatif dari faktor produksi tenaga kerja dan modal
Least Cost Combination : kombinasi input K dan L yang memberikan biaya yang serendah mungkin bagi perusahaan untuk memprodusir output tertentu.
K

Least cost combination
E Isoquant 3
Isoquant 1 isoquant 2
isocost
K
Expantion Path
E3
E2 Isoquant 3
E1 Isoquant 1 isoquant 2
isocost
Expantion Path adalah: suatu garis yang menghubungkan titik Least Cost Combination.

Perubahan Teknologi Dalam Produksi
Perusahaan berusaha memakai teknologi yang palin murah dan efisien
Ada 3 jenis perubahan teknologi:
1. Perubahan teknologi yang netral
- mengurangi tenaga kerja yang dipakai (labor saving technological change)
- mengurangi modal yang dipakai (capital labor saving)

K

E2
E1

L
1. Labor Saving Technological Change
K


E3 E1
E2

L
2. Capital Saving Technological Change
K



E1
E2 E3

L

I. STRUKTUR PASAR

Pasar Berdasarkan Strukturnya dibedakan menjadi:
1. Pasar Persaingan Sempurna
Cirinya:
- Banyak penjual dan pembeli
- Diferensiasi produk tidak stiap penjual menangani prodak yang identik
- Informasi yang lengkap tentang harga dan mutu prodak
- Mudah untuk keluar dan masuk pasar
- Laba normal dalam jangka panjang, laba/kerugian ekonomi hanya dalam jangka pendek.
- contoh : pasar prodak pertanian (gandum), pasar komoditas, saham, obligasi dan tenaga kerja tidak terlatih.
2. Pasar Monopoly/Monopsoni
Cirinya:
- Satu penjual/pembeli dari suatu prodak yang bernilai
- Diferensiasi prodak sangat tinggi, pengganti yang dekat tidak ada.
- Akses yang terbatas pada informasi tentang harga dan mutu prodak
- Hambatan yang tinggi dari keluar masuk pasar, disebabkan oleh skala ekonomi (monopoly alamiah), hak paten, hak cipta, franchise pemerintah atau faktor-faktor lainnya.
- Potensi untuk laba ekonomi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.
- contoh: listrik, air, pembuatan jalan dll.

3. Persaingan Monopolistik
Cirinya:
- Banyak penjual
- Para konsumen memandang diferensiasi prodak di antara prodak dari berbagai pesaing
- Informasi berbiaya rendah tentang harga dan mutu barang
- Kemudahan masuk dan keluar pasar
- Laba ekonomi dalam jangka pendek, laba normal dalam jangka panjang
- contoh: pakaian, jasa keuangan konsumen, jasa profesional, restoran
4. Pasar Oligopoly
Cirinya:
- Sedikit penjual yang keputusannya berkaitan langsung dengan keputusan para pesaing
- Diferensiasi prodak, tinggi dan rendahnya tergantung pada kondisi masuk atau keluar pasar
- Hambatan masuk atau keluar pasar tinggi karena skala ekonomi, persyaratan modal, periklanan, biaya penelitian dan pengembangan atau faktor-faktor lainnya.
- Potensi untuk laba ekonomi (diatas normal) baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
d. Contoh: Farmasi, mobil, minuman ringan dalam botol atau kaleng, jasa sambungan telpon jarak jauh.


DAFTAR PUSTAKA
Kusumosuwidho, 1990. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 276 halaman.
Sadono Sukirno,1985. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 335 halaman.
Boediono, 1982. Ekonomi Mikro. BPFE Yogyakarta. 182 halaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar